Analisis Handheld dalam Memperkuat Suspense pada Film Perempuan Tanah Jahanam

Abstract

Perempuan Tanah Jahanam. Film Perempuan Tanah Jahanam yang dirilis tahun 2019 adalah film horor kedua yang disutradarai oleh Joko Anwar. Film Perempuan Tanah Jahanam diproduksi oleh Rapi Films, BASE Entertainment, CJ Entertainment, Ivanhoe Pictures, dan Logika Fantasi dengan durasi 106 menit. Film Perempuan Tanah Jahanam menceritakan tentang kehidupan seorang anak yang bernama Maya dan temannya Dini. Maya dan Dini mengunjungi desa di sebuah desa asal ia dilahirkan. Mereka berdua mengalami banyak kejadian yang janggal di Desa itu. Film ini berbeda dengan film horor lainnya. Pada film perempuan tidak menghadirkan sosok hantu yang membuat penonton merasa ketakutan namun pengambilan gambar dalam film ini mampu membuat kesan horor. Penggunaan handheld banyak digunakan untuk menciptakan suasana tegang dan rasa ingin tahu mengenai kejadian selanjutnya. Film Perempuan Tanah Jahanam juga merupakan film horor pertama yang mewakili Indonesia dalam ajang penghargaan Academy Awards. Film ini meraih banyak penghargaan di kancah internasional maupun nasional. Penelitian ini menggunakan kajian teori suspense dan sinematografi. Teori suspense digunakan untuk mengkaji adegan yang mengandung suspense dan sinematografi yaitu angle kamera, type of shot, pergerakan kamera, durasi shot untuk membaca handheld dalam memperkuat suspense pada adegan yang mengandung suspense. Kedua kajian di atas dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis film Perempuan Tanah Jahanam. Penelitian menunjukkan beberapa adegan berdasarkan garis besar pada alur cerita hingga terdapat tujuh adegan yang dinilai dapat menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang menimbulkan penonton merasakan cemas, takut dan penasaran. Sinematografi khususnya framing dan handheld dalam ketujuh sampel tersebut mampu memperkuat suspense Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian ini mendapatkan beberapa adegan yang mengandung suspense dalam film Perempuan Tanah Jahanam. Dari beberapa adegan tersebut, peneliti kembali menyeleksi adegan berdasarkan garis besar pada alur cerita hingga terdapat tujuh adegan yang dinilai dapat menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang menimbulkan penonton merasakan cemas, takut dan penasaran. Sinematografi khususnya framing dan handheld dalam ketujuh adegan tersebut mampu memperkuat suspense, meskipun dalam temuannya tidak hanya handheld saja, Adapun pergerakan kamera lain yang juga terdapat dalam 7 adegan tersebut seperti pan, tilt, dan follow. Peneliti juga menemukan pola durasi pengambilan gambar atau durasi shot dan penggunaan framing pada type of shot medium shot dan eye level pada angle kamera yang dominan dalam adegan mengandung suspense pada film Perempuan Tanah Jahanam. Penelitian ini fokus hanya pada penggunaan handheld, sehingga dapat disimpulkan bahwa handheld dalam kombinasinya dengan durasi shot syarat sebagai hal yang dapat memperkuat suspense, karena dengan handheld, framing bergerak bebas dengan durasi panjang atau long take yang menyebabkan timbulnya rasa cemas pada penonton akan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ditimbulkan oleh visual sebelumnya. Eye level menjadi angle yang selalu digunakan pada ketujuh adegan Perempuan Tanah Jahanam terbukti mampu memperkuat suspense, hal ini dikarenakan eye level mampu menempatkan penonton sejajar dengan tokoh yang ada dalam film sehingga penonton merasakan kondisi psikologi yang sama dengan pemeran tersebut. Type of shot jenis medium shot juga mendominasi saat pengambilan gambar. Hal ini menunjukkan dalam penekanan-penekanan suatu adegan juga memberi penekanan pada mimik wajah dan gestur tubuh pada pemain