dc.description.abstract | DEET sangat efisien dalam mengusir nyamuk. Berbagai macam repellent
antinyamuk dengan kandungan DEET telah digunakan di Indonesia baik pada
anak-anak maupun dewasa. DEET aman jika digunakan di kulit, DEET menjadi
berbahaya jika tertelan dan memasuki lambung. Baik anak-anak maupun dewasa
bisa mengalami keracunan DEET. 1-3 juta orang di seluruh dunia mengalami
keracunan terhadap DEET, 80% terjadi pada anak-anak dan selebihnya pada
orang dewasa yang melakukan percobaan bunuh diri. Seseorang yang menelan
DEET akan terjadi iritasi pada lambung yang bisa diamati dari perubahan
histopatologi yang terjadi di lambung berdasarkan integritas atau keutuhan epitel
mukosa lambung. Penelitian ini akan membuktikan apakah repellent DEET per
oral menyebabkan efek terhadap perubahan histopatologi lambung pada mencit.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek repellent DEET per oral
terhadap perubahan histopatologi lambung pada mencit, mengetahui macammacam
perubahan histopatologi lambung yang ditimbulkan dan mengetahui
perbedaan perubahan histopatologi lambung tiap kelompok perlakuan. Penelitian
ini adalah penelitian eksperimental laboratoris, dilaksanakan di Laboraturium
Patologi Anatomi Universitas Jember pada bulan Januari 2012. Bahan yang
digunakan adalah DEET dalam repellent antinyamuk. Hewan coba yang
digunakan adalah 30 ekor mencit yang dibagi dalam 5 kelompok yaitu 1
kelompok K(-) atau kontrol negatif dan 4 kelompok perlakuan yaitu P1, P2, P3,
dan P4 yang disondekan 200µL, 400µL, 600 µL, dan 800 µL repellent DEET.
DEET disondekan secara oral ke mencit sampai memasuki lambung kemudian
diamati setelah 8 jam lalu diambil organ lambung dan dibuat preparat
vii
histopatologi kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya
Olympus (CX31) dengan pembesaran 400x dan diklasifikasikan sesuai dengan
scorring Manja Barthel. Data hasil penelitian kemudian dianalisis dengan analisis
Chi-Square dan untuk membedakan dengan tiap kelompok digunakan Hochberg
Test Multiple Comparisons.
Hasil penelitian ini menunjukkan repellent DEET (Diethyltoluamide) per
oral dapat menyebabkan efek terhadap peningkatan perubahan histopatologi
lambung pada mencit dilihat dari kerusakan mukosa lambung. Tiap kelompok
perlakuan menunjukkan perubahan histopatologi yang berbeda P1 sudah terjadi
lepasnya epitel, P2 sudah terjadi lepasnya epitel dan erosi epitel, P3 sudah terjadi
erosi epitel dan ulserasi dan P4 sudah terjadi erosi epitel dan ulserasi tetapi
ditemukan ulserasi lebih banyak daripada erosi epitel. Hasil analisis data dengan
menggunakan Chi-Square menunjukkan X
viii
2
hitung > X
2
tabel 50,000 > 21,026 dan
Sig. X
2
hitung < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 (p < 0,05) jadi dapat disimpulkan bahwa
ada efek repellent DEET terhadap perubahan histopatologi lambung pada mencit.
Perubahan histopatologi yang ditimbulkan dapat diamati yaitu deskuamasi atau
lepasnya epitel, erosi epitel dan ulserasi epitel. Hasil analisis data dengan
Hochberg Test Multiple Comparisons menunjukkan tiap kelompok perlakuan ada
yang menunjukkan perbedaan yang bermakna dan ada yang tidak menunjukkan
perbedaan yang bermakna. Dari hasil analisis data didapatkan antara kelompok K
dengan P1, P2, P3, dan P4 terjadi perbedaan yang bermakna dengan nilai p =
0,000. Kelompok P1 dengan P3, P1 dengan P4, P2 dengan P4 terjadi perbedaan
yang bermakna. Kelompok P1 dengan P2, P2 dengan P3 dan P3 dengan P4 tidak
terjadi perbedaan yang bermakna. Jadi dapat disimpulkan bahwa repellent DEET
per oral dapat menyebabkan efek terhadap peningkatan perubahan histopatologi
lambung dilihat dari kerusakan mukosa yang terjadi pada lambung di tiap-tiap
kelompok perlakuan dan dapat menyebabkan perbedaan efek perubahan
histopatologi lambung tiap kelompok perlakuan. | en_US |