Analisis Faktor yang Berpengaruh terhadap Kinerja Puskesmas dengan Pendekatan Diagnosting Organizational System (DOS) di Kabupaten Situbondo
Abstract
RINGKASAN
Analisis Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Puskesmas Dengan Pendekatan Diagnosting Organizational Systems (DOS) Di Kabupaten Situbondo; Adhing Supriyadi; 202520102029; 2022; 160 halaman; Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan Program Pascasarjana Universitas Jember
Puskesmas sebagai organisasi publik bidang kesehatan tidak lepas dengan penilaian pelayanan publik. Sebagaimana diatur pada Permenkes 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas yakni fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP) tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif pada wilayah kerjanya. Kinerja puskesmas diukur melalui indikator penilaian terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib Puskesmas dan kegiatan kesehatan pengembangan yang ditetapkan oleh Provinsi dan Kabupaten. Permasalahan terkait kinerja puskesmas dipengaruhi oleh beberapa faktor: faktor eksternal, motivasi organisasi, kapasitas organisasi, pelatihan pendidikan, gaya kepemimpinan serta kemampuan sumber daya manusia. Peneliti dalam mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kinerja Puskesmas menggunakan pendekatan teori Diagnosting Organizational System (DOS) yang bertujuan untuk mengungkap penyebab masalah tertentu dengan berfokus pada pemahaman proses yang efektif sebelum menilai fungsi keseluruhan organisasi.
Tujuan khusus penelitian ini antara lain 1) menganalisis pengaruh Organizational Culture terhadap kinerja Puskesmas di Puskesmas di Kabupaten Situbondo; 2) Menganalisis pengaruh Organizational Strategy terhadap kinerja Puskesmas di Puskesmas di Kabupaten Situbondo; dan 3) Menganalisis pengaruh Human Resources Subsystem terhadap kinerja Puskesmas di Puskesmas di Kabupaten Situbondo. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif. Tempat penelitian ini dilakukan di 20 Puskesmas di Kabupaten Situbondo. Populasi pada penelitian ini adalah 20 Puskesmas dengan total sampling. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan wawancara. Metode analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif, uji KMO, univariate, bivariate dan regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Organizational culture tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja puskesmas dengan nilai tingkat signifikansi (sign t) sebesar 0,613. Variabel Organizational strategy berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja puskesmas dengan nilai tingkat signifikansi (sign t) sebesar 0,004.Variabel Human Resources Subsystem berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja puskesmas dengan nilai tingkat signifikansi (sign t) sebesar 0,015.Sedangkan untuk uji F memiliki nilai F hitung sebesar 5,144 sedangkan F tabel sebesar 4,380 maka F hitung > F tabel berarti Ho ditolak. Hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara Organizational culture (X1), Organizational strategy (X2), Human Resources Subsystem (X3) terhadap kinerja puskesmas (Y).
Hasil Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa variabel organizational culture tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja puskesmas. Hal ini menunjukkan bahwa Organizational culture tidak menentukan kinerja puskesmas semakin meningkat. Sedangkan pada variabel organizational strategy dan Human Resources Subsystem berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja puskesmas. Semakin baik strategi yang dijalankan puskesmas maka kinerja puskesmas semakin meningkat.
Rekomendasi utama bagi Puskesmas di Kabupaten Situbondo diharapkan Puskesmas dapat mengintegrasikan tata nilai budaya organisasi dan budaya kerja pada rencana strategis Puskesmas dan rencana kerja tahunan Puskesmas dengan membangun awareness juga pemahaman terkait tata nilai budaya organisasi, visi, misi, motto, dan janji layanan serta maklumat pelayanan melalui publikasi atau promosi baik melalui website Puskesmas maupun dalam bentuk leaflet atau brosur yang ditaruh pada masing-masing unit layanan Puskesmas yang mudah dibaca oleh setiap orang yang membutuhkan pelayanan serta membentuk tim KBK (Kelompok Budaya Kerja) dengan mengintegrasikan pada rencana kerja manajemen mutu yang diterapkan Puskesmas. Selain itu melakukan upaya perbaikan layanan dengan menampung keluhan dan saran dari aspirasi masyarakat mengenai kepuasan dan kualitas pelayanan Puskesmas dan melakukan evaluasi bulanan dan triwulan terkait capaian kinerja program Puskesmas dengan melibatkan tim audit internal Puskesmas serta mengalokasikan anggaran terkait peningkatan kompetensi karyawan Puskesmas melalui pelatihan, workshop dan seminar dengan menyesuaikan kebutuhan Puskesmas
Collections
- MT-Sciences of Health [112]