Show simple item record

dc.contributor.authorSiti Aimah, S.Pd.I
dc.date.accessioned2013-12-20T07:03:02Z
dc.date.available2013-12-20T07:03:02Z
dc.date.issued2013-12-20
dc.identifier.nimNIM090920101026
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/11285
dc.description.abstractKategorisasi pesantren di Indonesia secara sederhana dibagi menjadi dua bentuk, yaitu pesantren salaf dan pesantren modern. Kyai sebagai pemimpin pesantren, hakikatnya adalah seorang yang diakui oleh masyarakat, karena keahlian keagamaan, kepemimpinan dan kharismatiknya. Pesantren mirip “sebuah dinasti”. Karena itu pola konvensional kepemimpinan di pesantren cenderung membentuk kepemimpinan personal, segala masalah bertumpu pada kyai. Pesantren Darussalam termasuk pesantren yang sudah menggunakan manajemen modern. Kyai sebagai tokoh utama mempunyai peran signifikan dalam membangun manajemen pesantren dan mengembangkan eksistensinya, khususnya sebagai lembaga pendidikan Islam. Namun demikian karena telah berbentuk yayasan, penerapan manajemen modern dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik tidak hanya menjadi tanggungjawab Kyai sebagai top leader, tetapi juga menjadi tanggungjawab seluruh pengelola yayasan. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik “snow-ball” (bola salju). Sedangkan pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun analisis datanya menggunakan analisis domain, taksonomi dan SWOT. Berdasarkan analisis SWOT dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik pesantren Darussalam berada pada kondisi stabil, terbukti dengan temuan hasil penelitian faktor kekuatan/strengths yang merupakan faktor intern lebih dominan dibanding faktor kelemahan/weakness dan ditemukannya juga faktor peluang/opportunities juga lebih dominan dalam mendukung upaya-upaya yang dilakukan serta kesiapan menghadapi ancaman/treaths yang mungkin muncul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan pengelola, sesuai teori Parasuraman dalam mengukur kualitas pelayanan publik lebih pada dimensi daya tanggap, jaminan, kehandalan dan empati. Sedangkan dimensi bukti fisik tampak lebih fokus diperankan pengasuh utama sekaligus ketua yayasan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries090920101026;
dc.subjectStrategi Kualitas Pelayanan Pendidikan, Manajemen Pesantrenen_US
dc.titleSTRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN PADA YAYASAN PESANTREN DARUSSALAM BLOKAGUNG TEGALSARI BANYUWANGIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record