Simulasi Pola Operasi Waduk Sampean Baru Menggunakan Program HEC-ResSim
Abstract
Waduk dimanfaatkan sebagai penampung air yang digunakan untuk alokasi air irigasi pada daerah irigasi sekitar waduk. Pengalokasian air irigasi pada suatu daerah irigasi dipengaruhi oleh kebiasaan petani dalam mengairi sawahnya. Waduk Sampean Baru salah satu waduk yang dimanfaatkan untuk mengairi lahan irigasi seluas 8.146 ha. Pemenuhan kebutuhan air irigasi pada daerah irigasi diperlukan ketersediaan air yang cukup. Besarnya ketersediaan air irigasi dipengaruhi oleh banyaknya debit yang masuk kedalam waduk. Oleh karena itu, perlu adanya pola operasi waduk yang efektif agar dapat memenuhi kebutuhan air irigasi. Pola operasi waduk berdasarkan data observasi yaitu menggunakan sistem neraca (Water Balance).
Tujuan pada penelitian ini yaitu mengetahui pola operasi Waduk Sampean Baru yang dapat dilihat dari hasil simulasi neraca air dan mensimulasikan Waduk Sampean Baru menggunakan program HEC-ResSim. Luaran dari program tersebut yaitu pola operasi waduk dengan hasil yang lebih efektif berdasarkan tahun basah, tahun normal dan tahun kering. Pola operasi Waduk Sampean Baru merupakan komponen yang penting untuk dapat dijadikan sebagai dasar dalam memenuhi kebutuhan air irigasi. Pola operasi waduk tersebut dapat direncanakan menggunakan program Hec-ResSim.
Hasil simulasi pola operasi Waduk Sampean Baru menggunakan HEC- ResSim dapat diketahui bahwa pola operasi waduk yang dihasilkan dari simulasi lebih efektif daripada pola operasi waduk observasi. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat pemenuhan kebutuhan air irigasi menggunakan program HEC-ResSim, pada tahun basah (2013) Waduk Sampean Baru dapat memenuhi kebutuhan air irigasi sebesar 96%, pada tahun normal (2016) 83% dan pada tahun kering (2019) sebesar 73%. Sedangkan berdasarkan pola operasi Waduk Sampean Baru observasi,pada tahun basah (2013) Waduk Sampean Baru dapat memenuhi kebutuhan air irigasi sebesar 92%, pada tahun normal (2016) sebesar 53% dan pada tahun kering (2019) sebesar 36%. Sehingga dapat diketahui adanya perbedaan antara hasil simulasi menggunakan HEC-ResSim dan hasil observasi. Hal ini disebabkan oleh besarnya debit release irigasi observasi lebih kecil dari pada debit release irigasi hasil simulasi yang berpengaruh dalam tingkat pemenuhan kebutuhan air irigasi di Daerah Irigasi Sampean Baru.
Adapun debit release irigasi observasi dan debit release irigasi hasil simulasi dengan program HEC-ResSim dibandingkan dengan cara menghitung besarnya keuntungan produksi pertanian pada Daerah Irigasi Sampean Baru. Perhitungan tersebut, diperoleh keuntungan yang lebih besar dengan debit release irigasi hasil simulasi HEC-ResSim. Pada tahun basah (2013) selisih keuntungan berdasarkan debit release irigasi HEC-ResSim dengan observasi yaitu sebesar Rp. 99.997.800.000, pada tahun normal (2016) selisih keuntungan berdasarkan debit release irigasi HEC-ResSim dengan observasi yaitu sebesar Rp. 117.058.200.000, Pada tahun kering (2019) selisih keuntungan berdasarkan debit release irigasi HEC- ResSim dengan observasi yaitu sebesar Rp. 138.819.600.000.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4061]