Penyutradaraan Film Pendek Batu Kertas: Implementasi Pendekatan Fungsi Kepribadian Tokoh Utama untuk Memperkuat Tensi Dramatik Film
Abstract
Keluarga merupakan tempat memulai kehidupan dunia bagi semua orang. Keluarga merupakan aspek terpenting bagi setiap orang untuk menemukan jati diri yang sebenarnya. Keluarga harmonis adalah harapan bagi sebagian besar orang, namun realitanya cukup berbanding terbalik. Faktanya, banyak keluarga yang menjadi tidak harmonis karena beberapa permasalahan, salah satunya adalah kekerasan dalam rumah tangga yang seringkali melibatkan anak sebagai korban. Kekerasan merupakan sebuah tindakan yang ditujukan oleh seseorang kepada orang lain yang tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga dalam bentuk verbal atau perkataan. Kekerasan emosional tentunya berpengaruh pada perkembangan sosial dan dapat menghambat perkembangan karakter. Kekerasan emosional digunakan seseorang untuk menyakiti perasaan orang lain dengan penyalahgunaan bahasa, tanpa memahami bagaimana fungsi bahasa yang baik dan santun. Pengkarya akhirnya mengemas fenomena ini menjadi film fiksi pendek yang berjudul Batu Kertas melalui sudut pandang anak sebagai korban kekerasan emosional dari orang tuanya, yakni konsep penyutradaraan dengan penerapan teori pendekatan fungsi kepribadian tokoh utama.
Batu Kertas adalah sebuah film pendek yang digagas melalui studi kasus kekerasan emosional atau akrab disebut kekerasan verbal. Kekerasan verbal pada film ini terjadi di lingkungan keluarga yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya yang baru berusia 16 tahun. Kasus ini terjadi karena Januwasa memiliki minat dan bakat yang tidak sejalan dengan keinginan orang tuanya. Akibat dari kejadian tersebut membuat Januwasa merasa terkekang hingga terjadi kekacauan psikologi.
Konsep penciptaan karya ini ditekankan pada teknik keaktoran dalam memerankan konflik batin tokoh utama dengan mengimplementasikan pendekatan fungsi kepribadian untuk memperkuat tensi dramatik film, untuk memudahkan parameter keberhasilan metode penyutradaraan film Batu Kertas ini pengkarya menggunakan teori psikologi kepribadian tipologi temperamen gagasan Immanuel Kant dengan pengerucutan pada temperamen melancholis. Pengkarya juga menggunakan konsep central character (one point of view) sebagai teori pendukung dalam penentuan penokohan atau karakter tokoh.
Konsep penyutradaraan implementasi pendekatan fungsi kepribadian tokoh utama tentunya memiliki banyak tantangan ketika produksi karena harus menghadirkan realitas kehidupan tokoh utama ke dalam unsur pembentuk film yang nantinya dapat diterima penonton. Perencanaan pra-produksi yang matang adalah kunci keberhasilan dalam mengakomodir kinerja kru dan pemain ketika produksi film Batu Kertas yang menerapkan konsep penyutradaraan implementasi pendekatan fungsi kepribadian tokoh utama. Film Batu Kertas mampu menggambarkan kondisi lingkungan terdekat, khususnya permasalahan kekerasan emosional di lingkungan keluarga. Pengkarya beranggapan bahwa penyutradaraan dengan implementasi pendekatan fungsi kepribadian tokoh utama perlu dikembangkan dalam pengaplikasian, khususnya pada pola alur penceritaan, gaya mise-en-scene, dan variasi sinematografi, serta eksplorasi dalam penataan suara dan penyuntingan gambar.