Pengaruh Dosis Koagulan dan pH pada Proses Koagulasi-Flokulasi Menggunakan Koagulan Serbuk Biji Hanjeli dalam Menurunkan Kekeruhan
Abstract
Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi bencana alam yang sangat tinggi, terutama pada musim hujan. Banjir atau kekeringan adalah fenomena yang sering terjadi di berbagai wilayah. Kesulitan untuk mendapatkan air bersih paska bencana banjir, berpengaruh terhadap pencemaran yang menimbulkan berbagai penyakit (Putra, 2015). Paska bencana banjir air cenderung lebih keruh pada beberapa kondisi. Kondisi tersebut diakibatkan oleh lumpur-lumpur yang bercampur dengan air. Oleh sebab itu diperlukan suatu usaha atau solusi dalam mengatasi masalah mengenai proses pengolahan air bersih paska bencana sebagai pendegradasi kadar kekeruhan agar diperoleh kadar kekeruhan yang sesuai dengan baku mutu dan tidak berbahaya bagi manusia. Metode dalam pengolahan air salah satunya yaitu koagulasi-flokulasi. Biji hanjeli adalah salah satu koagulan alami dan memiliki keuntungan dapat mengurangi bakteri dalam partikel, kekeruhan hingga 94% dan menjernihkan air (Syarpin & Harianto, 2021). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses pembuatan koagulan alami dari serbuk biji hanjeli untuk proses koagulasi-flokulasi, mengetahui dosis koagulan dan pH air baku buatan optimum, mengetahui pengaruh dosis koagulan serbuk biji hanjeli dan pH air baku pada proses koagulasi-flokulasi dalam menurunkan kekeruhan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dalam menangani kekeruhan pada air paska bencana yang nantinya air tersebut dapat dimanfaatkan dalam kegiatan masyarakat.
Penelitian dilaksanakan di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tegal Gede, Kabupaten Jember. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kekeruhan air baku buatan (50, 75, dan 100 NTU) dan pH air baku buatan (4,5,6,7,8,9). Variabel terikat penelitian ini yaitu kekeruhan (NTU) sedangkan variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penentuan dosis koagulan berdasarkan pada grafik dosis optimum yang didapatkan, dan jumlah sampel air sebanyak 200 ml. Penentuan nilai kekeruhan awal air baku dan nilai pH awal air baku buatan dilakukan sebelum proses koagulasi dengan kecepatan 50 rpm selama 90 detik dan flokulasi dengan kecepatan 50 rpm selama 25 menit, dilanjutkan dengan pengendapan 60 menit. Analisis data yang digunakan yaitu regresi polinomial menggunakan software R Studio.
Metode yang digunakan pada proses pembuatan koagulan alami dari biji Hanjeli adalah metode Sun Drying selama 2 hari. Biji Hanjeli yang sudah kering dihaluskan dan di ayak dengan ukuran 80 mesh. Hasil optimum penggunaan koagulan serbuk biji hanjeli yaitu 300 ppm dengan penurunan kekeruhan akhir terbaik 3,47 NTU, terjadi adanya kejenuhan pada dosis 400 ppm dan 500 ppm sehingga koagulan bertindak sebagai pengotor (Hendrawati et al., 2015). pH optimum koagulan bekerja lebih maksimal pada kondisi pH asam yaitu pH 4. Nilai parameter pH setelah dilakukan proses koagulasi-flokulasi mengalami kenaikan diakibatkan pengikatan ion hidrogen (H+) oleh serbuk biji hanjeli tersebut. Protein akan bermuatan negatif dalam suasana basa yang menyebabkan terjadinya penurunan nilai pH seperti yang terjadi pada pH 9 yaitu turun menjadi 8,2 pada proses koagulasi-flokulasi dengan kekeruhan awal 100 NTU (Nasriyanti, 2020). Efisiensi penyisihan kekeruhan tertinggi diperoleh pada kondisi kekeruhan awal 100 pada pH 4 dengan dosis koagulan 300 ppm yaitu sebesar 96% sedangkan efisiensi penyisihan kekeruhan paling rendah yaitu terdapat pada kondisi kekeruhan awal 100 pada pH 9 dengan dosis koagulan 500 ppm yaitu sebesar 40%. Pengaruh dosis koagulan serbuk biji hanjeli dan pH air baku buatan pada proses koagulasi-flokulasi dalam menurunkan kekeruhan pada air yaitu berpengaruh terhadap kekeruhan karena pada hasil uji F dari analisis regresi polinomial menunjukan p-value yaitu <2,2 x 10-16 < α = 0,05.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4229]