dc.description.abstract | Pada tahun 2010, PT Mitratani Duatujuh berencana mengembangkan
komoditi edamame di pasar lokal karena sebelumnya pihak perusahaan hanya
berorientasi pasar ekspor. Peluang untuk mengembangkan edamame di Kabupaten
Jember sekitar 35 % dari total produksi edamame oleh Mitratani Dua Tujuh,
sedangkan 65% di ekspor. Dari penjelasan tersebut, maka dalam bahasan ini
penulis memunculkan judul analisis perilaku konsumen terhadap konsumsi
produk edamame di Kabupaten Jember karena komoditas ini dimungkinkan akan
dapat memberikan alternatif bagi petani dan masyarakat akan pemenuhan
kebutuhan edamame yang sampai saat ini masih diekspor ke negara lain..
Pada tahun 2011, PT Mitratani berencana mengembangkan pasar lokal
Program pengembangan pasar ini tentunya harus didukung dengan informasi –
informasi mengenai kebutuhan dan keinginan masyarakat sebagai pasar sasaran.
Edamame yang telah dijual dipasar lokal terutama di Kabupaten Jember tidak
hanya edamame beku segar seperti yang diekspor ke Jepang akan tetapi lebih
banyak produk olahannya. Hal ini dilakukan untuk menarik minat beli masyarakat
Jember akan produk edamame ini.
Penelitian ini yang dilakukan di Kabupaten Jember bertujuan (1)
Untuk mengetahui faktor – faktor yang membentuk perilaku konsumen terhadap
edamame curah (segar) dan kemasan (beku) di Kabupaten Jember ; (2) Untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi edamame curah (segar)
dan kemasan (beku) di Kabupaten Jember, dan (3) Untuk mengetahui strategi
pengembangan pasar lokal produk edamame di Kabupaten Jember.
Penentuan lokasi penelitian di Kabupaten Jember dengan pertimbangan
bahwa Kabupaten Jember merupakan daerah tempat budidaya, pengolahan dan
pemasaran edamame yang dilakukan oleh PT Mitratani 27 dan merupakan
penghasil edamame terbesar di Indonesia. Metode penelitian ini adalah metode
deskriptif analisis, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah –
masalah yang ada. Data yang telah dikumpulkan, mula – mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis.. Data yang digunakan penelitian ini meliputi data primer.
Teknik penentuan sampel dengan menggunakan teknik Accidental Sampling yaitu
pengambilan sampel dengan jalan mengambil individu siapa saja yang dapat
dijangkau atau ditemui.
Teknis Analisis data meliputi:(a) Untuk mengetahui faktor – faktor yang
membentuk perilaku konsumen terhadap edamame curah (segar) dan kemasan
(beku) di Kabupaten Jember digunakan analisis faktor ; (b) Untuk mengetahui
faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi edamame curah (segar) dan kemasan
(beku) di Kabupaten Jember digunakan uji regresi linier berganda; (c) Untuk
mengetahui strategi pengembangan pasar produk edamame lokal di Kabupaten
Jember dipergunakan analisis medan kekuatan atau Force Field Analysis / FFA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pada edamame dalam kemasan
(beku) perilaku konsumen dalam pembelian di pengaruhi oleh variable produk
dan promosi, sedangkan harga edamame dan distribusi tidak memiliki pengaruh
nyata. Pada edamame curah (segar) perilaku konsumen dalam pembelian di
pengaruhi oleh promosi sedangkan harga edamame, produk dan distribusi tidak
memiliki pengaruh secara nyata. Faktor-faktor yang membentuk perilaku
konsumen dalam pembelian edamame dalam kemasan (beku) di Jember yaitu
kualitas edamame meliputi variabel rasa, aroma, warna.
Faktor bauran pemasaran meliputi harga, distribusi/pengecer. Faktor
kehandalan meliputi kebersihan, daya tahan produk, cepat saji. Faktor desain
kemasan meliputi kapasitas isi dan merek. Sedangkan faktor yang membentuk
perilaku konsumen dalam pembelian edamame curah segar di Jember yaitu
Faktor eksternal meliputi variabel distribusi/pengecer, ukuran, jumlah polong,
kecacatan dapat di beri identitas yang mewakili seluruh variabel dengan nama
faktor eksternal. Faktor Internal meliputi variabel : daya tahan produk, rasa, warna
dan aroma.
Hasil analisis force field analysis menyatakan bahwa factor pendorong
utama dalam pengembangan edamame di Kabupaten Jember adalah kualitas
ekspor edamame dan kedua adalah produk edamame yang tergolong baru dan
belum banyak diketahui masyarakat. Sedangkan factor penghambat utama adalah
informasi produk / promosi edamame yang memang belum dilaksanakan secara
optimal dan kedua ketersediaan outlet yang menjual produk edamame di
Kabupaten Jember yang hanya terkonsentrasi di wilayah kota Jember | en_US |