Pengaruh Penambahan Bubuk Sisik Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) pada Semen Ionomer Kaca Terhadap Kekuatan Rekat Geser
Abstract
Semen Ionomer Kaca (SIK) merupakan hibrid dari silikat dan semen polikarboksilat yang mampu melakukan ikatan secara fisikokimia dengan permukaan gigi melalui pelepasan ion Fluor, memiliki koefisien termal yang mirip dengan gigi, biokompatibilitas baik, dan mudah dimanipulasi. Namun, bahan ini memiliki daya tahan terhadap keausan rendah, sensitif terhadap kelembapan, dan sifat mekanisnya buruk.
Kekuatan rekat geser merupakan ketahanan bahan restorasi terhadap gaya dalam rongga mulut yang berpotensi menyebabkan pergeseran sehingga dapat terlepas dari struktur gigi, yang dikaitkan dengan retensi antara permukaan gigi dengan bahan restorasi. SIK diharapkan memiliki kemampuan adhesi yang kuat karena keberhasilan klinis bahan restorasi tergantung dari adhesi yang baik dengan permukaan gigi untuk mempertahankannya agar tetap ditempatnya dan tidak terlepas. Maka dari itu, diperlukan bahan yang memiliki kandungan yang dapat meningkatkan kekuatan rekat geser dari SIK seperti pada sisik Ikan Gurami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan nanopartikel bubuk sisik Ikan Gurami (BSIG) terhadap kekuatan rekat geser SIK dengan ukuran rerata partikel sebesar 51,77 nm sebanyak 99,1%.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the post test only control group design. Jumlah sampel adalah 25 sampel yang terbagi dalam 5 kelompok dan masing-masing kelompok berisi 5 sampel. Kelompok penelitian yaitu K0 (SIK) sebagai kelompok kontrol, K1 (SIK + 0,5% berat massa BSIG), K2 (SIK + 1,5% berat massa BSIG). K3 (SIK + 2,5% berat massa BSIG), dan K4 (SIK + 3,5% berat massa BSIG). Sampel berupa gigi premolar pertama rahang atas permanen yang ditumpat SIK menggunakan cetakan split Teflon pada lapisan dentin. Setelah 24 jam, cetakan split Teflon dilepaskan dari sampel kemudian direndam dalam akuades lalu dimasukkan dalam inkubator 37◦C selama 24 jam. Selanjutnya sampel dikeringkan menggunakan air spray selama 20 detik, lalu dilakukan pengukuran kekuatan rekat geser menggunakan universal testing machine.
Hasil penelitian menunjukkan nilai kekuatan rekat geser pada tiap kelompok yaitu K0 (tanpa penambahan BSIG) sebesar 4,43 ± 0,44 Mpa, K1 (dengan penambahan 0,5% BSIG) sebesar 4,59 ± 0,46 Mpa, K2 (dengan penambahan 1,5% BSIG) sebesar 4,78 ± 0,36 Mpa, K3 (dengan penambahan 2,5% BSIG) sebesar 4,92 ± 0,32 Mpa, dan K4 (dengan penambahan 3,5% BSIG) sebesar 5,27 ± 0,31 Mpa. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji statistik parametrik One Way Analysis of Variance. Hasil uji menunjukkan perbedaan yang signifikan (p>0,05) sehingga dilanjutkan dengan uji Least Significant Differences dan terdapat perbedaan bermakna antara kelompok K0 dengan K4 dan K1 dengan K4.
Ketika bubuk SIK yang telah ditambahkan BSIG yang mengandung hidroksiapatit (HAp) dimanipulasi dengan cairan SIK, akan menyebabkan terlepasnya ion [Ca2+] dari HAp yang terkandung dalam BSIG. Ion [Ca2+] tersebut berperan sebagai kalsium tambahan yang berperan pada reaksi pengerawan awal SIK. Hal ini akan mengakibatkan peningkatan derajat reaksi asam-basa sehingga menambah jumlah ikatan silang antar ion dalam bubuk SIK yang telah ditambahkan BSIG dan meningkatkan kepadatan SIK. Semakin banyak ikatan silang yang terbentuk dan struktur SIK yang lebih padat akan meminimalkan terbentuknya porositas dan menciptakan ikatan SIK yang lebih kuat dengan struktur gigi.
Kesimpulan dari penelitian yaitu penambahan BSIG berpengaruh terhadap kekuatan rekat geser SIK dengan konsentrasi penambahan yang paling efektif adalah 3,5%. Nilai kekuatan rekat geser menjadi lebih tinggi seiring penambahan konsentrasi BSIG.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]