Show simple item record

dc.contributor.authorKUSUMA, Rosalina Ambar
dc.date.accessioned2022-10-06T07:20:47Z
dc.date.available2022-10-06T07:20:47Z
dc.date.issued2021-07-09
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/109817
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik Tgl 6 Oktober 2022en_US
dc.description.abstractIndonesia merupakan salah satu dari tiga besar negara penghasil kakao (Theobroma cacao L.) terbanyak di dunia. Luas perkebunan kakao Indonesia pada tahun 2019 adalah 1,59 juta hektar dengan produksi biji mencapai 774,2 ribu ton. Akan tetapi, produksi kakao yang besar tersebut menghasilkan produk samping berupa kulit buah yang besar pula. Setiap ton biji kakao kering dapat merepresentasikan sepuluh ton kulit buah basah. Banyaknya kulit buah kakao yang ada belum diimbangi dengan pemanfaatan yang cukup. Berdasarkan penelitian sebelumnya, kakao dilaporkan memiliki kandungan flavonoid yang lebih tinggi dibandingkan anggur dan teh. Menariknya, kandungan senyawa fenolik pada kulit buah kakao ditemukan lebih tinggi dibandingkan pada biji dan kulit biji. Kulit buah kakao mengandung senyawa flavonoid seperti katekin, epikatekin, dan prosianidin serta stilbenoid berupa resveratrol. Senyawasenyawa tersebut dilaporkan dapat menghambat berbagai mediator dan sitokin inflamasi seperti prostaglandin, Tumor Necrosis Factor-alpha (TNF-α), interleukin (IL)-6, dan IL-1. Peningkatan kadar mediator dan sitokin tersebut berperan pada proses fisiologis terjadinya hiperalgesia dan inflamasi. Terapi nyeri yang tersedia saat ini berisiko menimbulkan permasalahan seperti penyalahgunaan obat dan efek samping yang cukup signifikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit buah kakao terhadap mencit nyeri kronis yang disebabkan karena induksi Completed Freund’s Adjuvant (CFA) secara intraplantar. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemanjangan waktu latensi yang diukur menggunakan hot/cold plate bersuhu 50±0,5 °C dan penghambatan edema yang didapat melalui pengukuran tebal plantar mencit menggunakan jangka sorong. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 ekor mencit yang terbagi menjadi 6 kelompok perlakuan, yaitu kelompok normal/sham (CMCNa 1%), kelompok kontrol negatif (CMC-Na 1%), kelompok kontrol positif (Gabapentin 100 mg/kgBB), serta kelompok ekstrak dosis 250 mg/kg BB, 500 mg/kgBB, dan 750 mg/kgBB. Sebelum diinjeksi, mencit diukur waktu latensi dan tebal plantarnya untuk digunakan sebagai data baseline. Mencit kemudian dibagi menjadi kelompok sham yang diinjeksi dengan normal saline 40 μl dan kelompok CFA yang diinjeksi menggunakan 40 μl CFA. Selanjutnya, waktu latensi dan tebal plantar mencit diukur secara berkala pada hari ke 1, 3, 5, 7, 8, 10, 12, dan 14. Perlakuan diberikan secara oral mulai hari ke-7 hingga hari ke 14. Data hasil pengukuran waktu latensi dan tebal plantar hari ke-1, 3, 5 dan 7 dianalisis dengan independent t-test sedangkan data hari 14 digunakan untuk menghitung persentase antihiperalgesia dan penghambatan edema yang selanjutnya dianalisis dengan one-way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji post hoc LSD.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Dr. apt. Fifteen Aprila Fajrin, S.Farm., M.Farm. Dosen Pembimbing Anggota : apt. Diana Holidah, S.F., M.Farmen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Farmasien_US
dc.subjectUji Antihiperalgesiaen_US
dc.subjectBuah Kakaoen_US
dc.subjectNyeri Kronisen_US
dc.titleUji Antihiperalgesia Ekstrak Etanol Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.) pada Mencit Nyeri Kronis yang Diinduksi Completed Freund’s Adjuvant (CFA)en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record