dc.description.abstract | Coronavirus Disease-19 (Covid-19) merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh SARS-CoV-2. Saat ini Covid-19 telah menjadi pandemi yang
terjadi di banyak negara di seluruh dunia. Perubahan gaya hidup selama pandemi
Covid-19 mengakibatkan adanya penurunan tingkat aktivitas fisik dan
peningkatan indeks massa tubuh (IMT). Diketahui bahwa aktivitas fisik dan IMT
merupakan faktor resiko terjadinya gangguan muskuloskeletal. Gangguan
muskuloskeletal tersebut dapat dialami oleh siapa saja, termasuk oleh mahasiswa
kedokteran. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan pada penelitian ini yaitu
untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dan IMT dengan gangguan
muskuloskeletal pada mahasiswa kedokteran Universitas Jember di masa pandemi
Covid-19.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini yaitu mahasiswa preklinik Fakultas
Kedokteran Universitas Jember angkatan 2017 hingga 2020 sebanyak 598. Dari populasi
kemudian diambil sampel dengan teknik consecutive sampling. Sesuai rumus Slovin,
jumlah sampel yang akan diteliti yaitu minimal 240 sampel. Penelitian ini
menggunakan kuesioner data demografi untuk mengetahui karakteristik sampel,
International Physical Activity Questionare Short Form (IPAQ-SF) untuk
mengetahui tingkat aktivitas fisik, butir pertanyaan “Bagaimana perubahan tingkat
aktivitas fisik anda sebelum dan saat pandemi?” dengan jawaban
“Tetap/Menurun/Meningkat” untuk mengetahui perubahan aktivitas fisik, dan
kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk menilai keluhan nyeri muskuloskeletal.
Uji deskriptif digunakan untuk mengetahui data karakteristik sampel, aktivitas
fisik, indeks massa tubuh (IMT), dan prevalensi gangguan muskuloskeletal. Uji
chi square digunakan untuk menganalisis hubungan aktivitas fisik dengan
gangguan muskuloskeletal dan hubungan IMT dengan gangguan muskuloskeletal.
Hasil penelitian didapatkan dari pengisian kuesioner yang dibagikan
secara online kepada seluruh mahasiswa Kedokteran Universitas Jember tahun
angkatan 2017 hingga 2020. Kuesioner tersebut dibagikan melalui tautan google
form pada tanggal 27 Maret sampai dengan 12 April 2021. Dari hasil pengisian
kuesioner, sebanyak 248 responden bersedia berpartisipasi sebagai sampel
penelitian dan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Dari hasil penelitian mengenai tingkat aktivitas fisik saat pandemi
diketahui bahwa 33,9% mahasiswa memiliki tingkat aktivitas fisik rendah, 40,3%
mahasiswa memiliki tingkat aktivitas fisik sedang, dan 25,8% mahasiswa
memiliki tingkat aktivitas fisik berat sedangkan perubahan aktivitas fisik sebelum
dan saat pandemi, yaitu 69,4% mengalami penurunan aktivitas fisik, 19,4% tetap,
dan 11,3% mengalami kenaikan aktivitas fisik. Indeks massa tubuh (IMT)
mahasiswa kedokteran Universitas Jember yaitu 3,6% mahasiswa memiliki IMT
kurus berat, 10,5% mahasiswa memiliki IMT kurus ringan, 61,7% mahasiswa
memiliki IMT normal, 9,7% mahasiswa memiliki IMT gemuk ringan, dan 14,5%
mahasiswa memiliki IMT gemuk berat. Dan diketahui sebanyak 67,3%
mahasiswa memiliki gangguan muskuloskeletal dengan lokasi keluhan nyeri
terbanyak di pinggang(66,5%), punggung (60,5%), dan leher atas (58,7%).
Hasil uji chi square mengenai hubungan tingkat aktivitas fisik dengan
gangguan muskuloskeletal memiliki nilai p=0,034. Hubungan perubahan aktivitas
fisik sebelum dan saat pandemi dengan gangguan muskuloskeletal memiliki nilai
p=0,047. Hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan gangguan muskuloskeletal
memiliki nilai p=0,766. Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bahwa gangguan muskuloskeletal berhubungan dengan aktivitas fisik pada
mahasiswa kedokteran Universitas Jember di masa Pandemi Covid-19. Namun,
gangguan muskuloskeletal tidak berhubungan dengan indeks massa tubuh (IMT)
pada mahasiswa kedokteran Universitas Jember di masa Pandemi Covid-19. | en_US |