dc.description.abstract | Elastomeric Chain merupakan salah satu dari komponen yang digunakan dalam perawatan ortodonti cekat yang lebih dikenal dengan sebutan power chain. Merupakan bahan yang elastic dan tersedia dalam bentuk seperti rantai panjang dengan memiliki lubang yang saling terhubung dan ketika di aplikasikan akan menyerupai bentuk pita yang saling menghubungkan gigi geligi. Elastomeric Chain terdapat dua generasi, yaitu Elastomeric Chain Generasi I (ECG I) dan Elastomeric Chain Generasi II (ECG II). ECG II memiliki daya tahan yang baik dalam hal menyalurkan sebuah gaya secara langsung terhadap gigi yang dipasang dengan orthodonti cekat dalam jangka waktu yang lebih panjang. ECG II juga merupakan pembaharuan dari ECG I yang memiliki karakteristik bahan elastomer yang terbilang ideal, karena lebih lama dalam mempertahankan gaya, tetapi memiliki varian warna serta jenis rantai yang lebih sedikit ECG II merupakan salah satu dari komponen yang digunakan dalam perawatan ortodonti cekat yang lebih dikenal dengan sebutan power chain.
Elastomeric chain diselimuti oleh lapisan pelikel yang merupakan sebuah reseptor dari bakteri di dalam rongga mulut termasuk S. mutans, dan menjadi berikatan dengan pelikel melalui adesin yang ada dalam bakteri, sehingga menyebabkan kolonisasi bakteri, berkembang biak, dan mengasilkan asan pada elastomeric chain. Kolonisasi S. mutans yang merupakan substansi asing pada permukaan elastomeric chain yang dapat memperparah terjadinya force decay. Kolonisasi S. mutans yang terjadi pada elastomeric chain dapat menghasilkan asam yang menyebabkan perubahan warna.
Edamame atau Glycine max L. merril merupakan sebuah bagian dari famili kacang kedelai dan juga merupakan salah satu tanaman kacang - kacangan yang penting di Asia. Edamame mengandung banyak nutrisi yaitu zat besi, isoflavon (derivat flavonoid), vitamin E, asam askorbat, kalsium, kalium, protein, lemak, karbohidrat, serat. Komponen fitokimia dalam edamame terdiri dari isoflavon, sterol, dan saponin sehingga edamame memiliki daya antibakteri yang lebih tinggi.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui daya ekstrak edamame dalam menghambat koloni S. mutans pada Elastomeric Chain Generasi II. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental labolatoris yang menggunakan rancangan the post only control group designs yaitu melakukan pengukuran pada kelompok sampel setelah perlakuan diberikan, kemudian hasilnya dibandingkan dengan kelompok kontrol. Subjek penelitian yang digunakan adalah ECG II. Penelitian diawali dengan mengidentifikasi S. mutans, pembuatan media MHA, pembuatan media MHB, dan pembuatan suspensi S. mutans. Kemudian dilanjutkan persiapan ECG II serta pembuatan ekstrak edamame yang kemudian akan diencerkan. Setelah itu dilakukan tahap perlakuan dan tahap pengamatan untuk mengetahui daya dari ekstrak edamame terhadap S. mutans pada ECG II. Data yang diperoleh dianalisis data menggunakan program Statistical Package for The Social Sciences atau SPSS dengan uji normalitas (Shapiro-Wilk Test), uji homogenitas (Levene Test), uji statistik non parametrik (Kruskal-Wallis Test), dan uji perbandingan (Mann-Whitney Test).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa antibakteri ekstrak edamame dalam konsentrasi 50% sudah efektif dalam menghambat pertumbuhan S. mutans karena sudah mendapat perbedaan yang signifikan antara perendeman didalam aquades (kelompok kontrol) dan ekstrak edamame konsentrasi 50%. Nilai persentase penurunan jumlah koloni S. mutans dari yang terbesar adalah kelompok perendaman dengan ekstrak edamame konsentrasi 75% sebesar 100%, kelompok perendaman dengan ekstrak edamame konsentrasi 50% sebesar 70,44%.
Kesimpulan penelitian ini adalah daya antibakteri pada ekstrak edamame (Glycine Max L. merril) konsentrasi 50% efektif dalam menghambat jumlah koloni S. mutans pada elastomeric chain Generasi II. | en_US |