Konsentrasi Hambat Minimum Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix Dc) terhadap Pertumbuhan Candida albicans
Abstract
Candida albicans (C. albicans) merupakan jamur komensal yang normal
pada rongga mulut individu sehat. C. albicans dapat menjadi patogen dalam
keadaan tertentu dan dapat menyebabkan infeksi pada rongga mulut yaitu
kandidiasis oral. Obat antijamur topikal yang sering digunakan adalah nistatin.
Nistatin terbuat dari campuran bahan kimia dan dapat memberikan efek gangguan
saluran pencernaan, mual dan muntah, sehingga perlu dicari alternatif lain untuk
pengobatan kandidiasis oral.
Minyak atsiri daun jeruk purut (Citrus hystrix DC) diketahui memiliki
bioaktivitas sebagai antijamur. Minyak atsiri daun jeruk purut mampu
menghambat pertumbuhan C. albicans hingga konsentrasi 6,25%. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui konsentrasi hambat minimum minyak atsiri daun
jeruk purut (Citrus hystrix DC) dalam menghambat pertumbuhan C. albicans.
Jenis penelitian yang dilakukan yaitu eksperimental laboratoris secara in
vitro dengan rancangan penelitian the post test only group design. Uji konsentrasi
hambat minimum menggunakan metode dilusi cair yang telah disesuaikan dengan
metode CLSI. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 40 buah sampel yang
dibagi menjadi 8 kelompok penelitian yaitu kelompok kontrol terdiri dari K+
(nistatin) dan K- (DMSO 10% + Tween 80 0,5%) dan kelompok perlakuan terdiri
dari minyak atsiri daun jeruk purut konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,12%,
dan 1,56%. Setiap kelompok penelitian dimasukkan dalam tabung reaksi dan
diamati secara viual. Pengamatan lanjutan yaitu larutan diambil 200 µl dan
dimasukkan ke dalam 96 well plate round selanjutnya dimasukkan ke dalam
spektrofotometer UV-Vis untuk pengukuran nilai absorbansi. Pengukuran nilai
absorbansi dilakukan sebelum dan sesudah inkubasi selama 48 jam dengan suhu
37ºC Data hasil penelitian ditabulasi dan didapatkan nilai rata – rata optical
density setiap kelompok minyak atsiri daun jeruk purut konsentrasi 50% (-0,15),
25% (-0,20), 12,5% (-0,19), 6,25% (0,39), 3,12% (0,61), 1,56% (0,33), K+ (-
0,09), dan K- (0,89). Hasil uji normalitas Shapiro Wilk dan uji homogenitas
Levene menunjukkan data penelitian berdistribusi normal dan homogen,
selanjutnya dilakukan uji statistik parametrik Paired Sample T Test. Hasil uji
Paired Sample T Test menunjukkan pada konsentrasi 6,25%, 3,12% dan 1,56%
mmemiliki perbedaan yang bermakna antara sebelum dan sesudah inkubasi.
Konsentrasi hambat minimum merupakan konsentrasi minimal yang dapat
menghambat pertumbuhan C. albicans yang ditunjukkan dengan konsentrasi yang
petama kali mengalami kenaikan nilai absorbansi setelah dilakukan inkubasi.
Dengan mempertimbangkan histogram pada gambar 4.2 dan analisis Paired
Sample T Test pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa konsentrasi hambat minimum
minyak atsiri daun jeruk purut terhadap pertumbuhan C. albicans yaitu 6,25%
dengan peningkatan nilai OD 0,39. Hal ini berarti pada konsentrasi 6,25%
minyak atsiri daun jeruk purut sudah mampu menghambat pertumbuhan C.
albicans secara in vitro. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
minyak atsiri daun jeruk purut memiliki konsentrasi hambat minimum terhadap
pertumbuhan C. albicans sebesar 6,25%.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]