Show simple item record

dc.contributor.authorANDRIYANI
dc.date.accessioned2022-09-07T22:48:07Z
dc.date.available2022-09-07T22:48:07Z
dc.date.issued2022-07-07
dc.identifier.nim180110201002en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/109288
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik Tgl 8 September 2022en_US
dc.description.abstractPenelitian yang dilakukan mengkaji gelar wicara “Mata Najwa” dan “Catatan Demokrasi” episode penghapusan mural dari sudut pandang analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis menunjukkan keberpihakan. Dalam “Mata Najwa” dan “Catatan Demokrasi” episode penghapusan mural terdapat bentuk keberpihakan pada tuturan-tuturan pemandu acara dan narasumber. Forum tersebut menjelaskan kasus penghapusan mural dilihat dari penilaian narasumber. Untuk memahami wacana tersebut digunakan teori analisis wacana kritis Norman Fairclough. Tujuan penelitian tersebut adalah: 1) mendeskripsikan hasil analisis teks dalam “Mata Najwa” dan “Catatan Demokrasi” pada episode penghapusan mural; 2) mendeskripsikan hasil analisis praktik diskursif dalam pada episode penghapusan mural “Mata Najwa” dan “Catatan Demokrasi”; 3) mendeskripsikan hasil analisis praksis sosial dalam pada episode penghapusan mural “Mata Najwa” dan “Catatan Demokrasi”; dan 4) mendeskripsikan perbandingan keberpihakan dalam “Mata Najwa” dan “Catatan Demokrasi” menyajikan topik diskusi penghapusan mural. Analisis wacana kritis menerapkan metode kualitatif. Penyediaan data menggunakan teknik simak tanpa ikut berpartisipasi. Data diperoleh dengan cara mendownload video “Mata Najwa” dan “Catatan Demokrasi” episode penghapusan mural di youtube. Proses analisis data terdiri dari tiga tahapan yaitu analisis teks, praktik diskursif, dan analisis sosial budaya. Hasil penelitian tersebut, pertama analisis teks pada “Mata Najwa” episode penghapusan mural menunjukkan keberpihakan Haris Azhar kepada seniman mural, Faldo Maldini kepada pemerintah, dan Trans7 memberi tugas kepada Najwa Shihab sebagai pemandu acara untuk berpihak kepada pemerintah. Analisis teks pada “Catatan Demokrasi” episode penghapusan mural menunjukkan keberpihakan Ade Armando dan Ali Mochtar Ngabalin kepada pemerintah, Roy Suryo, Said Didu, dan Yusril Ihza Mahendra kepada seniman mural, dan TvOne memberi tugas kepada Maria Assegaf dan Andromeda Mercury sebagai pemandu acara untuk menempatkan diri sebagai golongan yang berpihak kepada pemerintah. Kedua, analisis praktik diskursif pada “Mata Najwa” episode penghapusan mural membentuk produksi teks menjadi 7 sesi. Sesi 1, sesi 2, sesi 3, dan sesi 4 membahas topik keteladanan dari pemerintahan Soekarno-Hatta. Sesi 5, sesi 6, dan sesi 7 membahas topik penghapusan mural. Narasumber memproduksi teks dengan memenuhi atau melanggar prinsip kerja sama. Tujuan distribusi teks untuk menguatkan nilai politik. Konsumsi teks yang dilakukan masyarakat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok yang mendukung penghapusan mural dan kelompok yang tidak mendukung penghapusan mural. Analisis praktik diskursif pada “Catatan Demokrasi” episode penghapusan mural membentuk produksi teks menjadi 5 sesi. Setiap sesi diisi satu narasumber. Narasumber memproduksi teks dengan memenuhi atau melanggar prinsip kerja sama. Tujuan distribusi teks untuk menguatkan nilai politik. Konsumsi teks yang dilakukan masyarakat dengan mendukung penghapusan mural dan tidak mendukung penghapusan mural. Ketiga, analisis praksis sosial pada “Mata Najwa” episode penghapusan mural menunjukkan situasi pemerintahan, situasi pandemi, institusi Trans7, dan ekonomi yang tidak stabil mempengaruhi produksi teks dalam menyajikan topik diskusi. Analisis praksis sosial pada “Catatan Demokrasi” episode penghapusan mural menunjukkan situasi menyampaikan kritik dibatasi, situasi pandemi, institusi TvOne, dan ekonomi yang tidak stabil mempengaruhi produksi teks dalam menyajikan topik diskusi. Keempat, hasil dari membandingkan keberpihakan kedua gelar wicara yaitu berpihak kepada pemerintah. Najwa Shihab sebagai pemandu acara “Mata Najwa” lebih berhati-hati dalam menunjukkan keberpihakan kepada pemerintah. Gelar wicara “Catatan Demokrasi” melalui Maria Assegaf dan Andromeda Mercury berani dalam menunjukkan keberpihakan dengan batasan-batasan yang disampaikan seperti koridor yang cukup baik, dan tidak mengembangkan pernyataan yang bersifat kritik kepada pemerintah.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing 1 : Prof. Dr. Bambang Wibisono, M.Pd. Dosen Pembimbing 2 : Drs. Budi Suyanto, M.Hum.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Budayaen_US
dc.subjectNorman Faircloughen_US
dc.subjectAnalisis Wacana Kritisen_US
dc.subjectAnalisis Praktik Diskursifen_US
dc.subjectCatatan Demokrasien_US
dc.titleAnalisis Wacana Kritis pada Gelar Wicara Mata Najwa dan Catatan Demorasi Episode Penghapusan Muralen_US
dc.title.alternativeAnalysis of Critical Discourse on Mata Najwa and Catatan Demokrasi Talk Show Mural Removal Episodeen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiSastra Indonesiaen_US
dc.identifier.pembimbing1Prof. Dr. Bambang Wibisono, M.Pd.en_US
dc.identifier.pembimbing2Drs. Budi Suyanto, M.Hum.en_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record