dc.description.abstract | Kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempunyai
peranan penting dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Para ahli kimia
mempelajari gejala alam melalui proses pengamatan dan eksperimen yang disertai
dengan sikap ilmiah serta kemampuan menganalisis dan mengevaluasi data dengan
baik. Mempelajari ilmu kimia masih dirasakan sangat sulit oleh siswa. Hal ini
disebabkan karena cakupan materinya yang luas dan bersifat abstrak. Kimia
meliputi materi yang terdiri atas fakta, konsep, hukum, prinsip, teori dan soal yang
sebagian besar bersifat abstrak. Selain itu, sulitnya mempelajari ilmu kimia
disebabkan karena ilmu kimia memiliki karakteristik tersendiri, yaitu bersifat
abstrak, merupakan penyederhanaan dari kondisi real serta berurutan dan
berjenjang. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi
(HOTS) sangat penting dimiliki oleh siswa dalam mempelajari ilmu kimia.
Representasi adalah cara menyajikan kembali suatu ide atau konsep tertentu
ke dalam bentuk lain yang memiliki arti sama. Dalam pembelajaran kimia ada tiga
macam representasi yaitu representasi makroskopik, sub-mikroskopik dan
simbolik. Untuk mempermudah memahami konsep kimia, para ahli biasa
menggunakan multirepresentasi ini. Dengan demikian, siswa harus memiliki
kemampuan multirespresentasi yang baik dalam mempelajari ilmu kimia.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan
dalam penelitian pengembangan ini yaitu model pembelajaran Research and
Development (R & D). Desain penelitian pengembangan yang digunakan dalam
penelitian pengembangan ini yaitu desain Borg & Gall yang meliputi sepuluh
langkah, yaitu studi pendahuluan, perencanaan, pengembangan produk awal, uji
terbatas, revisi hasil uji terbatas, uji lapangan/uji kelompok besar, revisi hasil uji
coba lapangan, uji kelayakan, revisi hasil uji kelayakan, desiminasi dan implementasi.
Dari kegiatan penelitian model APL beserta perangkatnya dinyatakan valid,
ditunjukkan oleh nilai validasi model APL 91,21%, validasi silabus 89,29%,
validasi RPP 90,89%, validasi soal 86,11%, validasi LKPD 85,42% seluruhnya
tergolong kategori sangat valid. Model APL dikategorikan praktis, yang
ditunjukkan oleh nilai keterlaksanaan dan respon siswa. Keterlaksanaan uji skala
kecil 78%, uji skala besar 85%, tahap desiminasi di SMAN 1 Jember 93%, tahap
desiminasi di SMAN 2 Tanggul 92%, tahap desiminasi di SMAN 3 Jember 91%.
Nilai respon siswa uji skala kecil 73,65%, uji skala besar 82,38%, tahap desiminasi
di SMAN 1 Jember 83,54%, tahap desiminasi di SMAN 2 Tanggul 82,07%, tahap
desiminasi di SMAN 3 Jember 79,85%. Model APL telah diujicoba dan
dikategorikan efektif, yang ditunjukkan oleh nilai N-Gain HOTS dan
multirepresentasi. Nilai N-Gain HOTS uji skala kecil 0,76, uji skala besar 0,83,
tahap desiminasi di SMAN 1 Jember 0,74, tahap desiminasi di SMAN 2 Tanggul
0,68, tahap desiminasi di SMAN 3 Jember 0,64. Nilai N-Gain kemampuan
multirepresentasi uji skala kecil 0,79, uji skala besar 0,77, tahap desiminasi di
SMAN 1 Jember 0,78, tahap desiminasi di SMAN 2 Tanggul 0,71, tahap desiminasi
di SMAN 3 Jember 0,64.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa APL sangat
bermanfaat untuk meningkatkan HOTS dan multirepresentasi serta dinyatakan
valid, praktis dan efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran kimia di
SMAN. | en_US |