Tata Kamera pada Film Buk Ri : Membangun Sudut Pandang Penonton Melalui Pencahayaan Low key
Abstract
Sebuah karya seni film dapat muncul dari berbagai latar belakang dan pemikiran. Film bisa terinspirasi dari pengalaman pribadi atau melihat sekitar melalui sosialiasi dengan orang lain. Pengkarya membuat film ini sebagai bentuk medium informasi yang telah dicapai pengkarya melalui riset dan bermasyarakat karena tertarik mengangkat fenomena empiris. Isu yang diangkat adalah isu lokal terhadap fenomena prostitusi, banyak persoalan dari berbagai kalangan dan dari berbagai permasalahan dalam latar belakang keluarga. Fenomena seperti ini dikategorikan sebagai kehidupan marjinal. Salah satu faktor prostitusi ini bertahan karena ada hubungan antar keluarga dan bertahan hidup. Fakta yang terjadi dilapangan menjadi fokus utama pengkarya dalam menggambarkan kehidupan prostitusi dari sudut pandang kepala keluarga, gelapnya dunia prostitusi diasosiasikan melalui pencahayaan low key, membuat pengkarya mengambil peminatan penata kamera dalam tugas akhir film pendek fiksi yang berjudul Buk Ri. Film Buk Ri secara garis besar dalam peminatan pengkarya menceritakan sisi gelap dalam kehidupan marjinal. Film Buk Ri berdurasi 24 menit dengan genre drama, serta menggunakan bahasa lokal Jember.
film Buk Ri adalah untuk memvisualkan cerita masa lalu prostitusi keluarga melalui dilemanya seorang kepala keluarga dengan setting pinggiran kota. Pengkarya juga menyampaikan definisi pencahayaan low key sebagai filosofi kehidupan marjinal kepada penonton yang dibangun untuk memperkuat rangkaian peristiwa yang terjadi. Proses penciptaan karya film fiksi dilalui dengan 3 tahap, yaitu praproduksi, produksi, dan pasca produksi. Pengkarya sudah mulai menerapkan pencahayaan low key dalam tahap produksi dan pasca produksi untuk mendukung kuatnya cerita dengan membangun misteri apa yang akan terjadi.Pencahayaan low key adalah pencahayaan yang membentuk cahaya kontras pada bagian objek yang lebih dominan dan pencahayaan cenderung memberikan batasan tegas antara area gelap dan terang. Pencahayaan tersebut memvisualkan penceritaan untuk menambah kesan misteri dalam konflik. Selain itu juga untuk mendukung unsur naratif, menggambarkan situasi yang terjadi dan menambah kesan dramatis pada film. Pengkarya juga menerapkan teknik pengukung yaitu pergerakan kamera handheld, follow shot, pan-tilt, tracking, komposisi dan aspek rasio. Tujuan pengkarya membuat film pendek fiksi berjudul Buk Ri adalah untuk memvisualkan cerita, konflik dan fakta negatif kelompok marjinal. Selain untuk tontonan, bagi pengkarya juga berharap bisa jadi renungan melalui pesan sosial yang didapat.