dc.description.abstract | Peternakan sapi adalah salah satu sektor penting agribisnis di Indonesia. Peningkatan populasi ternak sapi setiap tahunnya dapat mengakibatkan peningkatan jumlah limbah sapi. Limbah sapi yang meningkat tanpa diikuti pengelolaan dan sanitasi kandang yang baik dapat meningkatkan risiko terjadinya keluhan kesehatan sebesar 36,2% pada peternak sapi. Keluhan kesehatan yang dapat terjadi seperti diare, mual, muntah, dan gatal-gatal. Selain itu, limbah sapi yang tidak dikelola dengan baik memicu pertumbuhan parasit seperti cacing dan protozoa. Penelitian menunjukkan sebanyak 50% sapi terinfeksi protozoa Cryptosporidium sp. Cryptosporidium sp. adalah parasit protozoa yang diketahui menyebabkan penyakit gastrointestinal pada manusia dan hewan ternak termasuk sapi. Prevalensi infeksi Cryptosporidium sp. pada sapi yang tertinggi ditemukan pada pedet yakni sebesar 29%. Pedet yang terinfeksi Cryptosporidium sp. dapat mengeksresikan 1×1010 ookista per harinya. Cryptosporidium sp. juga berpotensi menyebabkan infeksi zoonosis yang menular dari hewan ke manusia dimana risiko tersebut dapat meningkat pada manusia yang berkontak erat dengan sapi, seperti peternak sapi. Penelitian menyebutkan sebagian besar infeksi pada manusia disebabkan oleh spesies C. hominis dan C. parvum yang banyak menginfeksi hewan ternak, salah satunya pedet. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara sanitasi kandang ternak dengan infeksi Cryptosporidium sp. pada pedet dan peternak sapi di Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di Kecamatan Pakusari Kabupaten Jember selama periode Oktober 2021 – Maret 2022. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang didapatkan melalui wawancara dan observasi. Komponen sanitasi kandang sapi yang diteliti dalam penelitian ini, antara lain: lokasi kandang, ventilasi kandang, penyinaran kandang, atap kandang, dinding kandang, lantai kandang, penanganan kotoran ternak, dan disinfeksi kandang. Sampel yang diambil adalah feses pedet dan feses peternak sapi. Sampel feses diperiksa menggunakan metode sedimentasi feses dan pewarnaan modifikasi Ziehl-Neelsen (MZN). Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square dan uji korelasi koefisien phi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi infeksi Cryptosporidium sp. pada pedet sebesar 14,3% dan pada peternak sapi sebesar 4,8%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan infeksi Cryptosporidium sp. pada pedet adalah lokasi kandang, dan penanganan kotoran ternak (p≤0,05). Tidak ada variabel sanitasi kandang yang berhubungan secara signifikan dengan infeksi pada peternak sapi. Hasil korelasi antara infeksi Cryptosporidium sp. pada pedet dan peternak sapi didapatkan korelasinya lemah. Infeksi Cryptosporidium sp. pada pedet maupun manusia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor lingkungan dan hospes. Oleh karena itu, tindakan pencegahan seperti menjaga kebersihan lingkungan termasuk sanitasi kandang sapi dan higienitas hospes perlu dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi Cryptosporidium sp. dari pedet ke manusia, dan sebaliknya. | en_US |