Show simple item record

dc.contributor.authorSALSABILA, Zadia Maheswari
dc.date.accessioned2022-08-19T07:20:44Z
dc.date.available2022-08-19T07:20:44Z
dc.date.issued2022-08-12
dc.identifier.nim182010101148en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/108967
dc.description.abstractDiabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan hiperglikemia atau tingginya kadar gula darah (Müller-Wieland dkk., 2019).Kardiomiopati diabetikum merupakan salah satu komplikasi diabetes melitus yang ditandai dengan perubahan pada struktur dan fungsi miokardium. Fibrosis termasuk salah satu gambaran patologis dari kardiomiopati diabetikum. (Sun dkk., 2019).Streptozotocin (STZ) merupakan agen diabetagonik yang lebih unggul dibandingkan aloksan pada penelitian eksperimental (Ighodaro dkk., 2018).Salah satu tanaman herbal yang banyak digunakan dalam pengobatan diabetes melitus adalah daun kelor (Andi Tenri Ola Rivai, 2020). Daun kelor dilaporkan memiliki aktivitas antidiabetes dan antioksidan yang dapat membantu dalam pengobatan diabetes dan komplikasi terkait diabetes (Omodanisi dkk., 2017).Pada penelitian sebelumnya, pemberian ekstrak daun kelor pada dosis 1000 mg/kgBBmemberikan perubahan positif pada organ ginjal dan hepar tikus yang terpapar stres oksidatif (Gianosa dkk., 2020)(Kumala I, 2017). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera Lamk.)terhadap penghambatan fibrosis jaringan jantung pada tikus wistar jantan yang diinduksi streptozotocin. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu true experimental designdengan rancangan penelitian yaitu post test only control group design. Penelitian ini menggunakan 33 ekor tikus wistar jantan (Rattus novergicus) yang kemudian dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan, yaitu KN, KP, dan P. KN (Kontrol Negatif) adalah kelompok kontrol normal yang diinjeksikan dan diberi normal saline peroral. KP(Kontrol Positif) adalah kelompok diabetes yang diinjeksikan STZ dan diberi normal saline peroral. P (Perlakuan) adalah kelompok diabetes yang diinjeksikan STZ dan diberi ekstrak daun kelor 1000 mg/kgBB peroral. Perlakuan ini dilakukan selama 28 hari. Setelah 28 hari tikus diberi perlakuan, tikus diterminasi untuk diambil organ jantungnya. Organ jantung kemudian dibuat menjadi preparat histopatologi dan diamati ada atau tidaknya kejadian fibrosis pada jaringan jantung tikus. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya, pada lima lapang pandang,dari perbesaran 100x dan 400x. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah gambaran histopatologis jaringan jantung tikus pada tiga kelompok perlakuan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 23. Apabila data terdistribusi normal, maka data diuji dengan metode One-way ANOVA. Namun apabila data tidak terdistribusi normal, maka data diuji dengan metode Kruskal-Wallis. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (p < 0,05) antara kelompok kontrol negatif dan kontrol positif. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (p < 0,05) antara kelompok kontrol positif dan perlakuan. Kesimpulandari penelitian ini yaitu pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera Lamk.) dapat menghambat fibrosis jaringan jantung tikus wistar jantan yang diinduksi streptozotocin.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteranen_US
dc.subjectEkstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk.)en_US
dc.subjectFibrosis Jaringan Jantungen_US
dc.subjectInduksi Streptozotocinen_US
dc.titlePemberian Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk.) Terhadap Penghambatan Fibrosis Jaringan Jantung pada Tikus yang Diinduksi Streptozotocinen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiPendidikan Dokteren_US
dc.identifier.pembimbing1dr. Suryono, Sp.JP(K)., FIHA., FAsCC.en_US
dc.identifier.pembimbing2dr. Pulong Wijang Pralampita, Ph.D.en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record