dc.description.abstract | Puncak kedua pandemi COVID-19 di Indonesia yang terjadi pada bulan Juli – Oktober 2021
berpengaruh pada beban kerja tenaga kesehatan karena adanya peningkatan jumlah pasien. Hal ini
dapat menimbulkan burnout syndrome (kelelahan emosional, depersonalisasi, penurunan
pencapaian diri). Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan perbedaan tingkat burnout pada
tenaga kesehatan. Salah satu faktor tersebut adalah jenis kelamin. Penelitian tentang burnout
syndrome dalam kaitannya dengan jenis kelamin belum pernah dilakukan di Jember sehingga
penelitian ini pun dilakukan.
Penelitian dilakukan secara observasional dengan pendekatan cross-sectional. Data
penelitian adalah data primer yang diambil dari pengisian kuisioner MBI-HSS dan data diri oleh
responden secara langsung menggunakan google form. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan
September – Desember 2021 di tiga rumah sakit rujukan COVID-19 di Jember (Rumah Sakit Daerah
dr. Soebandi, Rumah Sakit Perkebunan PTPN X Jember Klinik, dan Rumah Sakit Umum
Kaliwates). Analisis data dilakukan menggunakan Statistical Package for the Social Science SPSS
24, dengan uji yang dilakukan adalah uji normalitas data Kolmogorov-Smirnov dan uji komparatif
dengan Mann-Whitney atau independent t-test.
Penelitian diikuti oleh 212 responden dari tiga RS rujukan COVID-19 di Jember. Sebagian
besar responden adalah perawat, berjenis kelamin perempuan, berada pada rentang usia 31-40 tahun,
sudah menikah, lama kerja >10 tahun, dan memiliki burnout derajat rendah. Tidak didapatkan
perbedaan signifikan pada tingkat burnout syndrome antara tenaga kesehatan laki-laki dan
perempuan (p= 0,965) maupun pada masing-masing domain (Emotional Exhaustion p=0,523,
Depersonalization p=0,363, Personal Accomplishment p=0,625). Terdapat perbedaan mean rank
pada domain EE, di mana laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, dan sementara pada domain
DP dan PA didapatkan tenaga kesehatan perempuan memiliki nilai lebih tinggi daripada laki-laki.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah tingkat burnout pada dokter dan perawat di rumah
sakit rujukan COVID-19 didominasi dengan tingkat burnout yang rendah serta tidak ditemukan
perbedaan signifikan burnout antara tenaga kesehatan laki-laki dan perempuan baik secara
keseluruhan maupun pada masing-masing domain burnout syndrome pada masing-masing rumah
sakit. Perlu adanya penyeimbangan dan penyesuaian pada beberapa hal seperti jumlah responden,
faktor-faktor yang bisa memengaruhi hasil, dan lain-lain bagi peneliti lain yang ingin melalukan
penelitian yang serupa agar mendapatkan hasil yang signifikan | en_US |