Show simple item record

dc.contributor.authorEDY MULYONO
dc.date.accessioned2013-12-20T01:14:38Z
dc.date.available2013-12-20T01:14:38Z
dc.date.issued2013-12-20
dc.identifier.nimNIM030110301031
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/10846
dc.description.abstractPembauran atau asimilasi merupakan suatu proses yang dapat dikatakan panjang. Panjang pendeknya waktu sangat relatif, tergantung pada dua hal, yaitu; perbedaan corak budaya dan kemauan dari kedua belah pihak. Kadang kala kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, dimana perbedaan corak budaya yang menyolok akan berpengaruh pada kemauan dari kedua belah pihak. Akan tetapi, bila kedua pihak memiliki rasa superioritas yang tinggi pihak yang satu akan sulit menerima kultur yang lain, begitu sebaliknya. Guna mencapai bentuk asimilasi, maka perbedaan yang ada harus dilebur. Untuk melebur perbedaan yang dapat dilakukan adalah memahami latar belakang kultur masing-masing budaya di kedua belah pihak. Dengan melihat uraian yang sudah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya dapat diperoleh gambaran tentang proses integrasi etnis Tionghoa keturunan di Kecamatan Bondowoso. Dengan adanya peraturan pemerintah tentang status kewarganegaraan, meskipun terdapat unsur pemaksaan, dapat membuat etnis Tionghoa keturunan melakukan integrasi dengan masyarakat setempat. Meskipun harus dibayar mahal oleh etnis Tionghoa keturunan dengan dibatasi aktivitas mereka selain hanya di bidang perekonomian. Tetapi setelah peraturan itu turun pada anak-anak mereka, peraturan itu sudah tidak dirasakan lagi sebagai suatu peraturan, karena anak-anak tersebut sudah biasa melaksanakan sejak kecil. Bahkan strategi integrasi antara etnis Tionghoa keturunan dan penduduk lokal di Bondowoso, yaitu Madura dan Jawa berdampak pada terjadinya asimilasi antara etnis Tionghoa keturunan dengan budaya masyarakat lokal. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari etnis Tionghoa keturunan di dua desa tersebut. Sebagai alat komunikasi dalam memperlancar pemahaman antarhubungan sosial etnis Tionghoa keturunan di Kecamatan Bondowoso lebih banyak menggunakan bahasa lokal seperti Bahasa Madura dan Jawa. Pengunaan bahasa lokal ini menggambarkan bahwa etnis tionghoa keturunan berusaha untuk berbaur dengan masyarakat lokal.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries030110301031;
dc.subjectASIMILASI ETNIS TIONGHOA, MASYARAKAT MADURAen_US
dc.titleASIMILASI ETNIS TIONGHOA KETURUNAN DENGAN MASYARAKAT MADURA DI KECAMATAN KOTA BONDOWOSO TAHUN 1998-2003en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record