Gambaran Pola Sidik Bibir Cheiloscopy Berdasarkan Usia Pada Populasi Masyarakat Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro
Abstract
Ilmu kedokteran gigi forensik atau Odontology forensic merupakan cabang dari ilmu kedokteran mengenai cara penanganan dan pemeriksaan bukti-bukti melalui gigi dan evaluasi serta pemaparan hasil penemuan yang berhubungan dengan rongga mulut, rahang, gigi, dan jaringan lunak mulut. Salah satu metode identifikasi adalah sidik bibir karena memiliki karakteristik yang unik dan permanen. Pola sidik bibir antar individu berbeda walaupun pada saudara kembar sekalipun, dan bersifat menetap tanpa adanya perubahan seiring bertambahnya usia seseorang.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pola sidik bibir (cheiloscopy) pada kelompok usia menurut kategori usia balita, anak-anak, remaja, dewasa awal, dewasa akhir, lansia awal, lansia akhir, dan manula di wilayah Kecamatan Bojonegoro. Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 100 sampel di wilayah Kecamatan Bojonegoro yang dilakukan pengambilan secara Stratified Random Sampling pada 6 desa di kecamatan Bojonegoro. Metode penelitian dengan cara bibir subjek diaplikasikan lipstik, direkatkan selotip untuk melakukan pencetakan pola sidik bibir, kemudian di-tempelkan pada kertas putih untuk dilakukan pengamatan dengan membagi menjadi enam kuadran, pola sidik bibir diamati menggunakan klasifikasi pola sidik bibir dari Suzuki & Tsuchihashi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tipe pola sidik bibir yang paling banyak ditemukan untuk setiap kelompok adalah sebagai berikut; kelompok usia 0-4 tahun tipe I (38%) dan tipe II (38%); kelompok usia 5-14 tahun tipe II (53%); kelompok usia 15-24 tahun tipe III (50%); kelompok usia 25-34 tahun tipe V (36%); kelompok usia 35-44 tahun ada 2 tipe yaitu tipe II (40%) dan tipe III
DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER
viii
DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER
(40%); kelompok usia 45-54 tahun adalah tipe II (53%); kelompok usia 55-64 tahun adalah tipe II (50%), dan kelompok usia 65+ tahun adalah tipe I (43%).
Berdasarkan hasil penelitian ini, distribusi keseluruhan pola sidik bibir di Kecamatan Bojonegoro yang paling paling banyak ditemukan adalah tipe II (41%). Hal ini dipengaruhi oleh suku dan ras, yaitu orang-orang penduduk daerah Bojonegoro berada di wilayah Jawa dan tergolong suku Jawa yang mempunyai karakteristik fisik ras Mongoloid. Sidik bibir diturunkan dari orang tua, yang walaupun terdapat kesamaan bentuk profil bibir dan kesamaan pola, namun jika dilihat secara keseluruhan, maka ditemukan perbedaan pola sidik bibir yang dapat dilihat dari perbedaan tipe pola dan letak pola.
Dapat disimpulkan bahwa gambaran pola sidik bibir (cheiloscopy) berdasarkan kelompok usia terdapat keragaman dan variasi pola sidik pada tiap kelompok usia, yang dipengaruhi oleh kematangan bibir tiap individu.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]