Perbedaan Kontaminasi Protozoa Usus pada Sayur Lalapan dan Higiene Sanitasi Makanan di Kecamatan Sumbersari dan Kecamatan Patrang Kabupaten Jember
Abstract
Infeksi protozoa usus merupakan salah satu penyebab utama food borne diseases di dunia, terutama di negara berkembang. Penyebaran infeksi protozoa usus mengakibatkan timbulnya banyak kasus diare tiap tahun. Dinas Kesehatan Kabupaten Jember pada tahun 2020 mencatat, jumlah kasus diare di Kabupaten Jember mencapai 66.412 kasus. Kecamatan Sumbersari merupakan kecamatan dengan angka kejadian diare tertinggi di Kabupaten Jember, dengan jumlah kasus diare pada tahun 2020 mencapai 3602 kasus. Kecamatan Patrang menduduki peringkat ke 9 jumlah kasus diare di Kabupaten Jember dengan jumlah kasus diare mencapai 2694 kasus pada tahun 2020. Penularan food borne diseases dapat terjadi melalui konsumsi makanan terkontaminasi protozoa usus. Konsumsi sayuran mentah terkontaminasi juga dapat menjadi sumber infeksi protozoa usus. Protozoa usus yang dapat mengontaminasi sayuran mentah diantaranya Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Blastocystis hominis, dan Cryptosporidium spp., dan Cyclospora cayetanensi. Kontaminasi protozoa usus pada sayuran mentah sering terjadi apabila sayuran dijual di tempat dengan tingkat higiene sanitasi makanan yang rendah. Higiene sanitasi makanan meliputi pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyimpanan makanan jadi, pengangkutan makanan, serta penyajian makanan. Higiene sanitasi makanan yang buruk menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kontaminasi protozoa usus pada makanan termasuk sayuran mentah, oleh karena itu peneliti ingin meneliti perbedaan kontaminasi protozoa usus pada sayur lalapan dan higiene sanitasi makanan di Kecamatan Sumbersari dan Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kontaminasi protozoa usus pada sayur lalapan dan higiene sanitasi makanan di Kecamatan Sumbersari dan Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan desain studi cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Sumbersari, Kelurahan Tegalgede, dan Kelurahan Kebonsari di Kecamatan Sumbersari; Desa Patrang, Desa Gebang, dan Desa Jember Lor di Kecamatan Patrang, dan Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu consecutive sampling. Sampel yang digunakan berjumlah 30 di tiap kecamatan. Data tentang higiene sanitasi makanan didapatkan melalui lembar observasi sedangkan kontaminasi protozoa usus didapatkan melalui pemeriksaan sayur lalapan dengan metode kualitatif. Data disajikan dalam bentuk diagram dan tabel. Analisis data yang digunakan adalah Uji Chi Square dan dianalisis menggunakan SPSS 21.
Hasil pemeriksaan didapatkan kontaminasi Entamoeba histolytica pada dua sampel (6,7%) sayur lalapan di Kecamatan Patrang dan tidak ditemukan kontaminasi protozoa usus pada sayur lalapan di Kecamatan Sumbersari. Karakteristik responden di kedua kecamatan paling banyak berjenis kelamin perempuan, berada pada usia produktif, menempuh pendidikan dasar dan menengah, telah berjualan lebih dari satu tahun, memiliki penghasilan lebih dari 2,5 juta rupiah tiap bulan, dan belum pernah mendapatkan edukasi keamanan pangan. Hasil observasi higiene sanitasi makanan menunjukkan terdapat 23 penjual lalapan dengan higiene sanitasi makanan yang baik di Kecamatan Sumbersari dan terdapat 24 penjual lalapan dengan higiene sanitasi makanan yang baik di Kecamatan Patrang. Berdasarkan hasil Uji Chi Square, perbedaan higiene sanitasi makanan di Kecamatan Sumbersari dan Kecamatan Patrang memiliki nilai P-value sebesar 0,517 (p>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak ditemukan kontaminasi protozoa usus pada sayur lalapan di Kecamatan Sumbersari dan ditemukan dua kontaminasi protozoa usus di Kecamatan Patrang, serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada higiene sanitasi makanan di Kecamatan Sumbersari dan Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember. Saran untuk penelitian ini yaitu penjual harus menerapkan higiene sanitasi makanan yang baik di tempat berjualan dan konsumen lalapan harus menjaga personal hygiene yang baik agar infeksi protozoa usus dapat dicegah.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]