Show simple item record

dc.contributor.authorULUM, Fatihul Matlub
dc.date.accessioned2022-06-28T05:51:07Z
dc.date.available2022-06-28T05:51:07Z
dc.date.issued2021-02-13
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/108099
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 28 Juni 2022_Kurnadien_US
dc.description.abstractHenti jantung biasanya merupakan peristiwa mendadak dan apabila tidak segera mendapatkan pertolongan maka kematian tidak dapat dihindari. Oleh karena itu salah satu kunci pertolongan pertama sebelum kedatangan petugas kesehatan adalah memberikan pertolongan bantuan hidup dasar (BHD). Sedangkan pada bystander yang telah diberikan pelatihan bantuan hidup dasar hanya dilakukan pada 35% kasus henti jantung. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan BHD saja mungkin tidak cukup dalam meningkatkan pertolongan pada korban out of hospital cardiac arrest (OHCA). Kecenderungan individu untuk berperilaku sebagai bystander BHD juga dipengaruhi oleh intensi, rendahnya intensi menjadi bystander BHD akan membuat individu tidak mau melakukan pertolongan. Sebagai bagian dari masyarakat, mahasiswa turut memiliki tanggung jawab terhadap permasalahan kegawatdaruratan terutama sebagai bystander korban OHCA. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran intensi dalam melakukan bantuan hidup dasar pada mahasiswa sarjana keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel penelitian sebanyak 236 orang dengan menggunakan teknik non probability sampling dengan purposive sampling yang menggunakan instrument intensi melakukan bantuan hidup dasar (BHD). Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis univariat. Penelitian menunjukkan bahwa intensi dalam melakukan bantuan hidup dasar (BHD) pada mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember memiliki rerata 60,89 dalam rentang skala 11-77. Indikator intensi BHD yang tertinggi adalah sikap dengan nilai 19,75 dalam rentang skala 3-21 dan yang paling rendah adalah kemampuan kontrol dengan nilai 8,82 dalam rentang skala 2-14. Sehingga menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember memiliki nilai intensi yang cenderung mendekati nilai maksimal kuisioner intensi BHD. Intensi diasumsikan sebagai faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku, merupakan indikator seberapa keras seseorang mau mencoba, seberapa besar upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan perilaku (Ajzen, 1991). Kesimpulan dari penelitian ini adalah nilai variabel intensi dalam melakukan bantuan hidup dasar pada mahasiswa sarjana keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember mendekati nilai maksimal kuisioner dalam rentang nilai 11-77. Oleh karena itu mahasiswa keperawatan perlu mempertahankan intensinya agar dapat memberikan pertolongan dengan optimal ketika dibutuhkan.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Ns. Baskoro Setioputro, S.Kep., M.K Dosen Pembimbing Anggota : Ns. Enggal Hadi K., S.Kep., M.Kepen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Keperawatanen_US
dc.subjectBantuan Hidup Dasaren_US
dc.subjectHenti jantungen_US
dc.titleIntensi dalam Melakukan Bantuan Hidup Dasar pada Mahasiswa Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jemberen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record