Penilaian Kualitas Air Saluran Irigasi Pertanian Organik di Desa Rowosari Kabupaten Jember dengan Menggunakan Bioindikator Makroinvertebrata bentos

Abstract

Pertanian organik adalah sistem pertanian yang bersifat ramah lingkungan yang menggunakan bahan-bahan alami tanpa bahan sintetis untuk menekan pencemaran lingkungan sekitar. Penggunaan pupuk dan pestisida dari bahan alami dalam pertanian organik diduga tidak mempengaruhi kualitas air irigasi. Hal tersebut dapat disebabkan oleh pupuk dan pestisida bahan alami yang dimanfaatkan oleh tumbuhan dan biota tanah secara efisien sehingga residu yang tersisa sedikit dan ketika masuk ke dalam saluran irigasi sehingga tidak menimbulkan penurunan kualitas air. Penilaian kualitas air secara biologi dapat ditentukan dengan menggunakan makroinvertebrata bentos sebagai bioindikator. Status kualitas biologi makroinvertebrata bentos saluran irigasi dapat ditentukan berdasarkan nilai indeks diversitas yang dihitung berdasarkan data kelimpahan dan kekayaan makroinvertebrata bentos. Salah satu indeks diversitas yang sering digunakan untuk penilaian kualitas air saluran irigasi adalah indeks Shannon–Wiener (H’). Berdasarkan uraian tersebut maka penting dilakukan penelitian tentang penilaian kualitas saluran irigasi pertanian organik di Desa Rowosari Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember dengan menggunakan bioindikator makroinvertebrata bentos. Pengambilan sampel dilakukan di saluran irigasi pertanian organik di Desa Rowosari, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember sepanjang 15 m. Penelitian ini diakukan pada pagi hingga sore hari. Pengambilan sampel makroinvertebrata bentos dilakukan sebanyak 15 kali di setiap titik diambil lima kali sedangkan pengukuran data pendukung faktor lingkungan abiotik keberadaan makroinvertebrata bentos sebanyak tiga kali yang meliputi suhu, kekeruhan,

konduktivitas, TDS, DO dan pH dilakukan sebanyak tiga kali. Sampel makroinvertebrata bentos yang diperoleh diidentifikasi sampai tingkat suku dan ditentukan jumlah individu setiap suku. Data nama suku dan jumlah individu setiap suku makroinvertebrata bentos dianalisis dengan menggunakan indeks Shannon-Wiener (H’) untuk menentukan kategori kualitas airnya. Data pengukuran faktor lingkungan dimasukkan kedalam tabel ditentukan rentangannya, yaitu nilai terendah dan tertinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di saluran irigasi pertanian organik di Desa Rowosari Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember ditemukan 18 suku. Suku tersebut tergolong ke dalam enam bangsa dan dua kelas. Dua kelas tersebut meliputi Insekta dan Gastropoda. Suku dari anggota Insekta ditemukan paling banyak, sementara itu suku anggota Gastropoda hanya ditemukan satu. Suku makroinvertebrata bentos yang memiliki kelimpahan tertinggi yaitu suku Limnephilidae sedangkan suku dengan kelimpahan terendah yaitu Lymnaeidae. Kualitas air saluran irigasi berdasarkan indek H’ dikategorikan tidak tercemar. Kategori tersebut mengindikasikan bahwa lingkungan perairan saluran irigasi tidak mengalami pencemaran fisik dan kimia yang disebabkan kadar materi organik yang rendah mampu mendukung keanakeragaman suku makroinvertebrata bentos yang tinggi. Kesimpulan penelitian ini adalah kekayaan suku makroinvertebrata bentos di saluran irigasi pertanian organik di Desa Rowosari, Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember adalah 18 suku dengan kelimpahan berkisar antara 2 – 108. Kualitas air saluran irigasi pertanian organik berdasarkan Indeks diversitas Shannon Winer (H’) adalah tidak tercemar.