Uji Aktivitas Imunomodulator Ekstrak Etanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Valeton & Zijp) pada Mencit dengan Metode Bersihan Karbon
Abstract
Sistem imun adalah kumpulan mekanisme kompleks yang terjadi di dalam
tubuh sebagai respon terhadap adanya zat asing atau infeksi yang masuk. Ada dua
macam sistem imun, yaitu sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif. Kelainan
pada sistem imun, seperti penyakit autoimun, gangguan imunodefisiensi, dan
reaksi hipersensitivitas disebabkan karena adanya respon imun yang tidak
terkontrol. Penyakit tersebut dapat diatasi dengan penggunaan obat-obatan yang
memiliki indikasi sebagai imunomodulator. Imunomodulator adalah obat atau
substansi yang bekerja dengan cara memodulasi fungsi dan aktivitas dari sistem
imun. Ada tiga macam imunomodulator, yaitu imunoadjuvant, imunostimulan,
dan imunosupresan. Penggunaan obat-obatan tersebut dalam jangka waktu
panjang dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, sehingga
menyebabkan pengembangan obat yang berasal dari tumbuhan. Salah satu
tanaman yang berpotensi untuk dijadikan sebagai imunomodulator adalah temu
giring. Temu giring merupakan tanaman dari genus Curcuma yang mengandung
zat aktif kurkumin. Kurkumin telah banyak dilaporkan untuk imunomodulasi yang
kuat, antioksidan, antiinflamasi, dan aktivitas antitumor. Selain kurkumin, temu
giring juga mengandung banyak senyawa kimia, seperti minyak atsiri, saponin,
flavonoid, tanin, amilum, lemak, damar, dan zat warna kuning.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas
ekstrak etanol temu giring dosis 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, dan 500 mg/kgBB
terhadap nilai indeks fagositosis dan jumlah sel leukosit pada mencit yang
diinjeksikan karbon. Mencit sebanyak 25 ekor dibagi secara acak menjadi 5
kelompok yaitu, kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan 3 kelompok uji
dengan dosis 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, dan 500 mg/kgBB. Masing-masing
kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Setiap kelompok diberikan sediaan secara
peroral selama 6 hari berturut-turut. Kemudian di hari ke-7, suspensi karbon
diinjeksikan secara intravena pada bagian ekor mencit. Darah mencit diambil pada
menit ke-5 dan 15 setelah penyuntikan karbon. Darah dilisiskan pada 4 mL asam
asetat 1% dan diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Darah
pada menit terakhir juga diambil untuk perhitungan jumlah sel limfosit, monosit,
dan neutrofil menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 100x.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan antara peningkatan
dosis dengan nilai indeks fagositosis, yaitu semakin besar dosis maka semakin
besar pula nilai indeks fagositosis yang dihasilkan. Nilai rata-rata indeks
fagositosis pada semua kelompok uji dosis 125, 250, dan 500 mg/kgBB lebih dari
satu (IF>1), sehingga menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang temu giring
memiliki aktivitas imunostimulan. Berdasarkan uji statistik, nilai indeks
fagositosis sel makrofag mencit yang diberi ekstrak etanol rimpang temu giring
dosis 500 mg/kgBB memberikan nilai indeks fagositosis paling besar. viii
dibandingkan dua dosis lainnya dan berbeda signifikan (p<0,05) dengan
kelompok kontrol positif dan kontrol negatif.
Perhitungan jumlah sel limfosit, monosit, dan neutrofil pada semua
kelompok uji lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol negatif. Berdasarkan uji
statistik, jumlah sel limfosit dan monosit darah tepi mencit yang diberi ekstrak
etanol rimpang temu giring pada dosis 500 mg/kgBB paling tinggi dibandingkan
dua dosis lainnya dan berbeda signifikan (p<0,05) dengan kelompok kontrol
positif dan kontrol negatif. Jumlah sel neutrofil tertinggi juga diperoleh dari
ekstrak etanol rimpang temu giring dosis 500 mg/kgBB dan berbeda signifikan
dengan (p<0,05) kontrol negatif. Peningkatan jumlah sel limfosit, monosit, dan
neutrofil pada darah tepi mencit setelah diinjeksikan karbon menunjukkan adanya
peningkatan aktivitas fagositosis. Hal ini sebanding dengan peningkatan nilai
konstanta dan indeks fagositosis pada metode bersihan karbon, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang temu giring memiliki aktivitas
imunostimulan.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1477]