dc.description.abstract | Luka bakar masih menjadi salah satu masalah terbesar kesehatan dunia,
sebagian besar kasus luka bakar terjadi pada negara berpenghasilan rendah dan
menengah. Di negara berpenghasilan tinggi seperti Amerika, prevalensi luka
bakar mencapai 41% dengan distribusi penderita adalah anak-anak dan dewasa
berumur 20-59 tahun. Di Indonesia, tepatnya di Kota Jember, terdapat 70 kasus
luka bakar selama periode Januari 2014- Oktober 2016 dengan distribusi anak anak sebesar 21,4% dan dewasa sebesar 78,5%.
Luka bakar dapat menyebabkan kerusakan organ dan menimbulkan jaringan
nekrosis. Selain itu, hilangnya kulit sebagai barrier menyebabkan infeksi luka
menjadi lebih mudah dan timbul rasa nyeri hebat sehingga diperlukan kontrol
nyeri yang tepat untuk mengurangi beban secara fisik dan psikologi. Oleh karena
itu, perawatan luka bakar menjadi hal yang sangat penting. Sayangnya, perawatan
sesuai standar masih belum bisa maksimal karena jumlah dressing modern yang
tersedia perifer sangat terbatas dan pusat penanganan luka bakar yang sedikit.
Luka bakar juga menyebabkan terbentuknya radikal bebas yang dapat
mengganggu fase proliferasi pada proses penyembuhan luka terutama proliferasi
fibroblas melalui penghambat kerja TGF-β. Asam klorogenat, kafein, flavonoid
yang terkandung dalam biji kopi robusta memiliki efek antioksidan, anti
inflamasi, dan antimikroba terutama bakteri Staphylococcus aureus. Pemberian
gel ekstrak kopi robusta diduga efektif dalam mempercepat proses penyembuhan
luka bakar dengan cara meningkatkan proliferasi fibroblas dan melindungi dari
radikal bebas. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai efektivitas gel
ekstrak kopi robusta terhadap jumlah fibroblas dalam proses penyembuhan luka
bakar derajat IIB. | en_US |