dc.description.abstract | Gangguan pendengaran yang terjadi pada seorang individu mengakibatkan
tergangguanya komunikasi, emosional, ekonomi, dan hubungan sosial. Pada saat
ini, 466 juta individu di dunia mengalami gangguan pedengaran. Diperkirakan 2/3
kasus ditemukan di negara berkembang. Menurut World Health Organization
(WHO), otitis media supuratif kronik adalah infeksi kronis pada telinga yang paling
sering menyebabkan gangguan pendengaran. Lamanya penyakit merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi jenis dan derajat gangguan pendengaran pada
pasien OMSK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama penyakit
terhadap jenis dan derajat gangguan pendengaran pada pasien otitis media supuratif
kronik di RSU Kaliwates Jember.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian analitik observasional dengan
desain studi cross sectional yang dilakukan di RSU Kaliwates Jember. Penelitian
ini menggunakan data sekunder berupa rekam medis di RSU Kaliwates Jember
pada periode 1 Januari 2019 hingga 31 Januari 2021 yang telah memenuhi kriteria
inklusi dan ekslusi. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan
menggunakan teknik total sampling.
Jumlah seluruh sampel pada penelitian adalah 21 telinga yang didapatkan
dari 16 pasien OMSK yang memenuhi kriteria inklusi. Karakteristik sampel
penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas sampel berjenis kelamin perempuan,
berusia 41-60 tahun, telinga bagian kanan merupakan sisi telinga yang paling sering
terinfeksi, dan luas perforasi sedang lebih banyak ditemukan. Jenis gangguan
pendengaran yang paling banyak terjadi adalah tuli sensorineural, derajat gangguan
pendengaran terbanyak adalah derajat sedang dan lama penyakit terbanyak adalah
kurang dari 5 tahun.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Spearman,
didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang sedang ke arah positif antara lama
penyakit dengan derajat gangguan pendengaran pada pasien OMSK di RSU
Kaliwates jember dengan nilai p sebesar 0,011 dan nilai koefisien korelasi sebesar
0,498. Hal ini menunjukkan bahwa lama penyakit OMSK memiliki hubungan yang
signifikan dengan derajat gangguan pendengaran yang ditimbulkan, semakin lama
durasi OMSK yang diderita maka semakin berat derajat gangguan pendengaran.
Hasil analisis dengan uji Fisher’s Exact menunjukan bahwa terdapat hubungan
antara lama penyakit dengan jenis gangguan pendengaran pada pasien OMSK di
RSU Kaliwates Jember yang dibuktikan dengan nilai p sebesar 0,041. Jenis
gangguan pendengaran pada pasien OMSK dengan lama penyakit <5 tahun paling
banyak adalah tuli sensorineural sedangkan jenis gangguan pendengaran pada
durasi OMSK yang >5 tahun paling banyak adalah tuli campuran.
Lama penyakit berhubungan terhadap jenis dan derajat gangguan
pendengaran pada pasien OMSK dapat dikaitkan dengan proses infeksi dan
inflamasi yang terjadi pada telinga tengah. Selama penyakit terus berlangsung,
proses infeksi dan inflamasi juga akan terus berlanjut dan disertai dengan pelepasan
mediator inflamasi yang dapat menyebabkan perubahan morfologi dan struktur
pendengaran. Hal ini akan menyebabkan terganggunya transmisi gelombang suara. | en_US |