dc.description.abstract | Anggrek Bulbophyllum odoratum (Blume) Lindl merupakan salah satu jenis
anggrek yang keberadaanya cukup melimpah di Kawasan Gunung Gumitir
Kabupaten Jember. Anggrek tersebut memilik potensi sebagai obat dari suatu
penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri (antibakteri) seperi infeksi kulit oleh
bakteri S. aureus dan demam tifoid oleh S. thypi. Potensi sebagai antibakteri pada
anggrek tersebut berasal dari senyawa metabolit sekunder yang dikandungnya
seperti alkaloid dan flavonoid. Selain itu juga adanya fernatren, fernatren adalah
senyawa metabolit sekunder khas yang dimiliki oleh B. odoratum (Bl) Lindl dan
tidak dimiliki oleh anggrek genus yang lain. Berdasarkan potensinya tesebut maka
diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas antibakteri dari anggrek B.
odoratum (Bl) Lindl terhadap bakteri S. aureus dan S. thypi. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis aktivitas antibakteri daun anggrek B. odoratum (Bl) Lindl
terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus dan S. thypi berdasarkan diamteter zona
hambat yang terbentuk.
Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2020 sampai dengan Juli 2021
di Laboratorium Botani dan Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember. Sampel yang digunakan untuk uji
aktivitas antibakteri adalah organ daun dari anggrek B. odoratum (Bl) Lindl yang
diperoleh dari Gunung Gumitir Kabupaten Jember. Tahapan penelitian meliputi
identifikasi dan verifikasi jenis anggrek B. odoratum (Bl) Lindl untuk memastikan
bahwa sampel anggrek yang diperoleh merupakan anggrek spesies B. odoratum (Bl)
Lindl. Sampel anggrek yang diperoleh kemudian dipisahkan bagian daunnya dan
dicuci bersih kemudian dikering-anginkan selama ± 20 hari pada suhu kamar,
Sampel anggrek yang sudah kering kemudian dibuat serbuk simplisia, serbuk ini
kemudian dimaserasi menggunakan pelarut metanol untuk mendapatkan crude
extraxt. Crude extraxt ini selanjutnya digunakan untuk uji aktivitas antibakteri
ekstrak metanol daun B. odoratum (Bl) Lindl terhadap bakteri S. aureus dan S. typhi.
untuk uji ini menggunakan metode difusi sumuran dengan tujuh perlakuan yang
meliputi kontrol positif (kloramfenikol 1%), kontrol negatif (akuades steril), ekstrak
metanol daun B. odoratum (Bl) Lindl dengan lima serial konsentrasi yaitu 50%, 40%,
30%, 20%, dan 10%. Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4
kali. Parameter yang diukur adalah diameter zona hambat yang terbentuk. Hasil
pengukuran diameter zona hambat yang diperoleh kemudian dikategorikan
berdasarkan kekuatan aktivitas antibakteri yang termasuk jika lemah (<5 mm),
sedang (5-10 mm), kuat (11-19 mm) dan sangat kuat (≥20 mm). | en_US |