Show simple item record

dc.contributor.authorROSANTI, Maidy Frista
dc.date.accessioned2022-06-27T16:08:21Z
dc.date.available2022-06-27T16:08:21Z
dc.date.issued2021-10-21
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107737
dc.description.abstractSaat ini luka bakar menjadi kasus kesehatan global yang mengakibatkan lebih dari 265.000 kematian di dunia setiap tahunnya dan merupakan penyebab trauma tertinggi nomor empat di dunia setelah kecelakaan lalu lintas, terjatuh, dan tindakan kekerasan. Menurut data Hasil Riset Kesehatan Dasar oleh Kemenkes RI (2018) luka bakar menduduki peringkat ke-6 kasus cedera yang tidak disengaja di Indonesia. Di Kabupaten Jember sendiri luka bakar memiliki insidensi yang tinggi, tercatat ada sebanyak 70 pasien luka bakar di RSD dr. Soebandi dari tahun 2014 sampai 2016. Perawatan luka merupakan bagian penting pada penanganan pasien luka bakar. Pada fase penyembuhan luka sering ditemukan terjadinya kecacatan yang menimbulkan gangguan psikososial penderita luka bakar, dan komplikasi lain seperti scar, keloid, serta gangguan aktivitas akibat adanya kontraktur. Oleh karena masalah-masalah itu penanganan luka bakar memerlukan perawatan secara khusus termasuk sarana-prasarana dan obat-obatannya. Pada umumnya berbagai macam bentuk obat untuk membantu proses penyembuhan luka bakar dapat digunakan dalam penanganan luka bakar seperti hydrogel dan hydrocolloids sebagai absorptive dressings atau silver sulfadiazine sebagai agen antimikroba. Namun, obat-obatan tersebut tergolong mempunyai harga yang relatif mahal, sementara sistem BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan sangat membatasi pembiayaan perawatan pasien luka bakar. Oleh karena itu, saat ini mulai dikembangkan obat-obatan dengan berbahan herbal atau berasal dari alam sebagai alternatif pengobatan luka bakar. Salah satu contoh obat-obatan dari alam yang mungkin menjadi alternatif pengobatan luka bakar yakni kopi robusta. Kopi robusta mengandung senyawa aktif yaitu: polifenol, alkaloid, dan saponin. Senyawa polifenol yang paling banyak terkandung pada kopi adalah asam klorogenat dan kafein yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi. Dalam proses penyembuhan luka, kopi robusta mampu melindungi dari kerusakan oksidatif oleh ROS (Reactive Oxygen Species) dikarenakan kandungan antioksidannya yang tinggi, serta mampu memicu regenerasi dan perbaikan kulit oleh sabut kolagen sehingga dapat mempercepat penyembuhan luka. Salah satu parameter penyembuhan luka bakar yaitu dengan mengukur ketebalan epitel yang terbentuk. Jenis penelitian ini adalah true experimental laboratories dengan rancangan post test only control group design. Sampel yang digunakan yaitu tikus jenis Long-Evans dengan usia 2-3 bulan dan berat badan 150-250 gram yang memiliki kulit sehat. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 24 tikus yang terbagi menjadi 3 kelompok perlakuan. Kelompok K- diberi basis gel, K+ diberi silver sulfadiazine, P diberi gel ekstrak kopi robusta konsentrasi 2,5%. Pembuatan luka bakar derajat IIB dengan menempelkan pelat logam berukuran 2 x 2,5 cm yang sebelumnya direndam pada air mendidih dengan suhu 98℃ selama 10 menit pada punggung tikus selama 20 detik. Setelah luka terbentuk, tikus diberi perawatan sesuai dengan kelompok. Pada hari ke-8 dan hari ke-14 dilakukan biopsi jaringan kulit untuk dibuat preparat histopatologi dengan pewarnaan HE yang selanjutnya diukur ketebalan epitelnya. Pengukuran ketebalan epitel menggunakan software image raster. Data yang diperoleh dari penelitian ini, rata-rata ketebalan epitel pada hari ke-8 pada kelompok basis gel (K-); silver sulfadiazine (K+); gel ekstrak kopi robusta (P) berturut-turut dalam satuan µm yaitu ±16,65; ±30,47; ±32,68. Pada hari ke-14 yaitu ±26,21; ±50,98; ±46,22. Ketebalan epitel pada semua kelompok meningkat menandakan terjadinya proses epitelisasi. Hasil uji One Way Anova didapatkan nilai signifikansi 0,000 (P<0,005) pada hari ke-8 dan 0,001 (P<0,05) pada hari ke-14 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata ketebalan epitel yang bermakna antara 3 kelompok tersebut. Analisis Post-Hoc LSD menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata ketebalan epitel pada hari ke-8 dan 14 antara kelompok basis gel (K-) dengan kelompok silver sulfadiazine (K+) dan gel ekstrak kopi robusta (P), tetapi pada hari ke-8 dan 14 didapatkan perbedaan tidak signifikan antara kelompok silver sulfadiazine (K+) dan gel ekstrak kopi robusta (P). Pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian gel ekstrak kopi robusta (Coffea canephora) dapat meningkatkan ketebalan epitel dalam proses penyembuhan luka bakar derajat IIB sehingga bisa menjadi salah satu alternatif dressing dalam perawatan luka bakar.en_US
dc.description.sponsorshipdr. Ulfa Elfiah, M.Kes, Sp.BP-RE (K) (Dosen Pembimbing) apt. M. Amrun Hidayat, S.Si., M.Farm (Dosen Pembimbing)en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteranen_US
dc.subjectEkstrak Kopi Robustaen_US
dc.titlePengaruh Pemberian Gel Ekstrak Kopi Robusta Coffea Canephora Terhadap Ketebalan Epitel Pada Luka Bakar Derajat IIben_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record