dc.description.abstract | Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dari pembangunan
ekonomi di Indonesia. Petani merupakan profesi yang memiliki potensi bahaya
yang tinggi karena penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) masih
rendah. ILO belum lama ini memperkirakan setiap tahun ada 2,78 juta pekerja
yang meninggal karena kecelakaan di tempat kerja atau penyakit terkait pekerjaan.
Dan lebih dari 374 juta orang yang cedera atau luka atau jatuh sakit tiap tahun
akibat kecelakaan terkait kerja. Tahun 2018 BPJS Ketenagakerjaan mengantongi
data kasus kecelakaan kerja sebanyak 157.313 kasus. Data Badan Pusat Statistik
(BPS) pada Agustus 2018, sebanyak 58,76 persen dari total angkatan kerja
Indonesia adalah tamatan SMP ke bawah. Hal tersebut berdampak pada kesadaran
pentingnya perilaku selamat dalam bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja di
Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan berdasarkan pada teori WHO.
Jenis penelitian ini adalah survei analiltik dengan pendekatan Cross
Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah petani di Kecamatan Tosari
Kabupaten Pasuruan berjumlah 10.411 orang . Jumlah sampel sebesar 99 petani
dengan teknik Proposional Random Sampling. Variabel dependent : kecelakaan
kerja. Variabel independent : faktor perilaku dalam teori WHO yaitu pemikiran
dan perasaan, acuan atau referensi, sumber daya, sosio budaya, sikap dan
pandangan hidup. Analisis data dilakukan dengan univarit, bivariat dan
multivariat dengan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pemikiran dan perasaan,
sumber daya, sosio budaya, dan pandangan hidup sebagian besar positif.
Sementara faktor acuan atau referensi dan sikap sebagian besar penilaian
responden adalah negatif. Sebagain besar petani tidak pernah menglami
kecelakaan kerja. Terdapat hubungan pemikiran dan perasaan, sumber daya, sosio budaya dan pandangan hidup, acuan atau referensi dan sikap dengan kecelakaan
kerja di Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan. Variabel sumber daya merupakan
faktor dominan terhadap kejadian kecelakaan kerja. | en_US |