Show simple item record

dc.contributor.authorPRATIWI, Fania
dc.date.accessioned2022-06-27T15:52:48Z
dc.date.available2022-06-27T15:52:48Z
dc.date.issued2021-07-23
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107666
dc.description.abstractDiabetes melitus adalah salah satu dari penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia. Terjadi karena adanya gangguan sekresi insulin, kerja insulin, ataupun keduanya. Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang sering mengalami komplikasi, salah satunya adalah hipertensi. Baik diabetes melitus maupun hipertensi merupakan penyakit yang banyak terjadi dikalangan masyarakat karena memiliki angka kejadian yang tinggi. Penanganan yang tepat merupakan salah satu cara yang diupayakan, salah salah satunya dengan penggunaan terapi obat. Pada penderita penyakit kronis mengharuskan pasien untuk rutin dalam penggunaan terapi obat, bahkan beberapa pasien harus mendapatkan lebih dari satu macam obat. Seiring dengan semakin banyaknya obat yang digunakan, maka dapat berpotensi menimbulkan permasalahan interaksi antar obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien rawat jalan di RSUD dr.H. Andi Abdurrahman Noor, profil pengobatan yang diterima pasien dan potensi interaksi yang terjadi. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif non eksperimental dan dilakukan secara retrospektif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan lembar resep pasien dan didapatkan jumlah data sebanyak 73 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa pasien diabetes melitus komplikasi hipertensi di RSUD dr.H. Andi Abdurrahman Noor periode Oktober Desember 2021 didominasi oleh laki-laki sebanyak 54,21%, dengan usia 55-64 tahun (35,62). Pada karakteristik penyakit penyerta terdapat tiga penyakit tertinggi yang dialami oleh pasien yaitu Coronary Arteri Disease (16,13%), Syndome Dyspepsia (16,13%) dan hiperkolestrolemia (16,13%). Pola penggunaan obat antidiabetes yang paling banyak digunakan adalah insulin tunggal golongan Rapid acting yaitu novorapid (43,84%) dan kombinasi insulin golongan Rapid-acting Long-acting yaitu Novorapid + Levemir (39,72%). Pola penggunaan obat antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah kombinasi antara golongan ARB dan CCB yaitu candesartan + amlodipine sebanyak 52, 05% dan penggunaan tunggal golongan ARB yaitu candesartan sebanyak 23,29%. Kemudian untuk terapi pengobatan penyakit penyerta diabetes melitus komplikasi hipertensi di RSUD dr.H. Andi Abdurrahman Noor adalah golongan analgesik, dimana penggunaan terbanyaknya adalah gabapentin 22,67%. Semua obat golongan antidiabetes dan antihipertensi sudah sesuai dengan Formularium Nasional 2019 dan Formularium Rumah Sakit RSUD dr.H. Andi Abdurrahman Noor 2020 baik dalam segi dosis maupun jumlah pemberian kepada pasien.en_US
dc.description.sponsorshipapt. Sinta Rachmawati, S.Farm., M.P.H (Dosen Pembimbing) apt. Ika Norcahyanti, S.Farm., M.Sc (Dosen Pembimbingen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Farmasien_US
dc.subjectPASIEN DIABETES MELITUSen_US
dc.titleProfil Pengobatan dan Potensi Interaksi Obat Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi Rsud Dr. H. Andi Abdurrahman Nooren_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record