Show simple item record

dc.contributor.authorMUHAMMAD, Fadhil
dc.date.accessioned2022-06-27T15:52:35Z
dc.date.available2022-06-27T15:52:35Z
dc.date.issued2021-08-13
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107664
dc.description.abstractPangan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus terpenuhi bagi manusia. Bagi masyarakat di Indonesia, pangan sering diidentikan dengan beras. Hal ini dikarenakan preferensi rakyat Indonesia yang mengutamakan beras sebagai bahan pokok. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2017 total konsumsi beras nasional mencapai 29,13 juta ton atau 51 persen dari total konsumi seluruh bahan pokok di Indonesia pada tahun tersebut. Besarnya konsumsi beras di Indonesia inilah yang menyebabkan beras mempunyai pengaruh yang singnifikan dalam menjaga ketahanan pangan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan, ketahanan pangan merupakan urusan pemerintah yang wajib dilakukan oleh pemerintah baik pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota. Sebagai wilayah administratif otonom, Kabupaten Jember memiliki kewajiban untuk menjaga ketahanan pangan di wilayahnya. Hal ini dilakukan dengan pencapaian standar pelayanan minimal (SPM) bidang Ketahanan pangan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/OT.140/12/2010, Terdapat tujuh indikator yang harus dicapai agar SPM ketahanan pangan terpenuhi. Salah satunya adalah menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan. Hal ini menjadi poin penting bagi kabupaten jember dikarenakan diversifikasi pola konsumsi masyarakat jember terbilang masih rendah sehingga masih terjadi ketergantungan yang tinggi terhadap satu komoditas bahan pangan yakni beras (Malik, et al., 2019). Stabilitas pasokan dan harga beras perlu dijaga dikarenakan masyarakat menghendaki agar beras tersedia sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau. Program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH), program pasar murah,dan program insdentil merupakan program yang telah dilakukan secara kontinyu oleh pemerintah Kabupaten Jember dalam rangka menjaga stabilitas harga beras. Program ini dilakukan dengan mendistribusikan beras berkualitas medium dengan harga tetap kepada distributor,retail, serta konsumen secara eceran. Namun program tersebut belum berjalan secara efektif. Berdasarkan Rancangan RENSTRA Dinas Katahanan Pangan dan Peternakan Kab. Jember 2017-2021, permasalahan yang mereka hadapi dalam menjaga ketahanan pangan Kabupaten Jember adalah lemahnya manajemen pembangungan bidang ketahanan pangan dalam mengantisipasi perubahan yang disebabkan oleh kurangnya koordinasi, monitoring, dan evaluasi dalam rangka pembangunan ketahanan pangan. Oleh karena itu, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membatu permasalahan tersebut adalah dengan membuat sistem peramalan harga beras.en_US
dc.description.sponsorshipProf. Drs. Slamin, M.Comp., Sc., Ph.D (Dosen Pembimbing) Yudha Alif Auliya S.Kom., M.Kom (Dosen Pembimbing)en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Komputeren_US
dc.subjectMETODE FUZZY TIME SERIESen_US
dc.titlePeramalan Harga Beras di Jember Menggunakan Metode Fuzzy Time Series Model Chenen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record