Gambaran Sikap Kerja dan Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Buruh Angkut di Kabupaten Jember

Abstract

Nyeri punggung bawah adalah salah satu dari sepuluh penyakit yang memiliki beban tinggi dan bertanggung jawab terhadap 60,1 juta DALYs (Dissability Adjusted Life Years). Bedasarkan data epidemiologi, prevalensi nyeri punggung bawah di Indonesia sebesar 18% dan berada pada urutan tertinggi kedua setelah sefalgia dengan jumlah 15,6%. Dari seluruh kasus nyeri punggung bawah, 90% kasus disebabkan karena sikap kerja yang tidak ergonomis. Data dari pusat ekologi mengatakan bahwa buruh angkut merupakan salah satu pekerja informal yang sering mengalami keluhan nyeri punggung bawah. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap kerja dan keluhan nyeri punggung bawah pada buruh angkut di Jember. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2020 di Pasar Tanjung, Pasar Ambulu, dan Pasar Jenggawah. Data penelitin didapatkan melalui wawancara dan observasi sikap kerja dengan menggunakan metode REBA. Data kemudian dianalisis dengan tabel dan narasi secara deskriptif. Penilaian sikap kerja dengan metode REBA didapatkan hasil bahwa 2 buruh angkut melakukan sikap kerja dengan tingkat risiko diabaikan, 11 buruh dengan risiko rendah, 32 buruh dengan risiko sedang, dan 18 buruh dengan risiko tinggi. Bedasarkan tingkat risiko tersebut, disimpulkan bahwa sebnyak 13 buruh melakukan sikap kerja ergonomis dan 50 buruh melakukan sikap kerja non ergonomis. Hasil penilaian keluhan nyeri punggung bawah didapatkan hasil bahwa sebanyak 32 buruh angkut mengalami keluhan nyeri dan tingkat keluhan yang dialami oleh buruh angkut paling banyak adalah nyeri ringan yaitu sebanyak 22 buruh.