Show simple item record

dc.contributor.authorHARTONO, Melinda Bella
dc.date.accessioned2022-06-10T06:58:40Z
dc.date.available2022-06-10T06:58:40Z
dc.date.issued2021-07-29
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107124
dc.descriptionValidasi unggah file repositori_Kacung Finalisasi unggah file repositori tanggal 10 Juni 2022_Kurnadien_US
dc.description.abstractMekanisme perlindungan untuk melindungi tubuh dari serangan benda asing ada berbagai macam jenisnya, termasuk perlindungan terhadap radikal bebas. Pertahanan pertama yang dimiliki oleh tubuh adalah kulit yang menjadi perlindungan terluar. Kulit adalah organ terluar yang menyelubungi keseluruhan dari permukaan tubuh manusia serta berfungsi sebagai pelindung tubuh terhadap serangan benda asing dan efek buruk lingkungan (Tortora dkk., 2009). Berbagai bentuk kerusakan yang terjadi pada kulit, terutama kulit wajah dapat menyebabkan terganggunya kesehatan dan juga keindahan dari penampilan, oleh karena itu perlu perawatan dan antisipasi pada kulit agar tidak mengalami kerusakan. Salah satu upaya untuk mencegah dampak negatif paparan radikal bebas pada kulit yaitu dengan cara menggunakan antioksidan. Penggunaan antioksidan dapat melawan radikal bebas beserta efek negatifnya termasuk salah satunya penuaan dini, sehingga antioksidan merupakan senyawa yang dapat sekaligus berfungsi sebagai agen anti penuaan dini. Antioksidan adalah zat yang mampu mencegah dan menstabilkan kerusakan akibat radikal bebas melalui mekanisme menyumbangkan elektron yang dimilikinya kepada radikal bebas tersebut (Hamid dkk., 2010). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Batubara dkk. (2009) terhadap 28 spesies tumbuhan obat yang ada di Indonesia, salah satu tumbuhan yang menunjukkan potensi antioksidan yang tinggi adalah secang (Caesalpinia sappan L.). Pengujian potensi antioksidan secang dilakukan dengan metode DPPH (2,2- diphenyl-1-picrylhydrazyl) terhadap ekstrak kayu secang dalam pelarut etanol 50% menunjukkan aktivitas antioksidan (IC50) sebesar 6,47 μg/mL. Sebuah tumbuhan dapat dikatakan mempunyai potensi antioksidan yang sangat kuat apabila menunjukkan nilai IC50 < 50 ppm (Utari dkk., 2017). Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk mengembangkan ekstrak kayu secang sebagai sediaan kosmetik yaitu essence ekstrak kayu secang. Pemilihan jenis sediaan tersebut adalah karena sediaan essence memiliki berbagai kelebihan, antara lain banyak digemari oleh para pengguna, antara lain karena dapat menyederhanakan rutinitas perawatan kulit sehingga mempersingkat waktu, memiliki konsentrasi bahan aktif yang tinggi sehingga dapat memberikan efek yang maksimal dengan penggunaan dalam jumlah sedikit, mudah digunakan dan mudah meresap, mampu melembabkan kulit, serta dapat menjadi perawatan wajah fungsional baik sebagai agen anti aging, antioksidan, dan pencerah. Alasan lain sediaan essence ini digemari karena pengembangan desain wadahnya yang menarik serta modifikasi dari bahan pelembab dan penyusun farmasetik lain yang digunakan (Mitsui, 1997). Pada penelitian ini, faktor yang dioptimasi yaitu komposisi butilen glikol dan propilen glikol sebagai humektan terhadap respon viskositas dan pH. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui formula optimum kombinasi humektan butilen glikol dan propilen glikol pada sediaan essence ekstrak kayu secang sebagai antioksidan. Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk memperoleh formula optimum yaitu Simplex Lattice Design. Selanjutnya formula optimum essence ekstrak kayu secang yang diperoleh diuji karakterisasi untuk melihat sifat fisik sediaan. Hasil dari penelitian ini yaitu peningkatan komposisi humektan butilen glikol dapat menurunkan viskositas dan meningkatkan pH sediaan, sedangkan peningkatan komposisi humektan propilen glikol dapat meningkatkan nilai viskositas sediaan. Formula optimum essence ekstrak kayu secang terdiri atas 100% butilen glikol dan 0% propilen glikol dengan prediksi nilai respon pH sebesar 5,069 dan nilai respon viskositas sebesar 2,917 dPa.s. Karakteristik formula optimum essence ekstrak kayu secang memiliki tekstur cair sedikit kental, bau khas ekstrak, berwarna kuning kecoklatan, bersifat homogen, dan memiliki daya sebar sebesar 14 cm.en_US
dc.description.sponsorshipapt. Lidya Ameliana, S.Si., M.Farm.(Pembimbing I) apt. Eka Deddy Irawan, S.Si., M.Sc.(Pembimbing II)en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Farmasien_US
dc.subjectEkstrak Kayu Secang (Caesalpinia Sappan L.)en_US
dc.subjectPropilen Glikolen_US
dc.subjectOptimasi Butilen Glikolen_US
dc.titleOptimasi Butilen Glikol dan Propilen Glikol dalam Sediaan Essens Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) sebagai Antioksidanen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record