Show simple item record

dc.contributor.authorCAHYANI, Afifah Dwi
dc.date.accessioned2022-05-10T03:32:44Z
dc.date.available2022-05-10T03:32:44Z
dc.date.issued2021-07-27
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/106699
dc.description.abstractKetoprofen merupakan obat golongan Non-steroidal anti-inflamatory drugs (NSAID) yang memiliki sifat mudah larut dalam etanol, kloroform, dan eter tetapi praktis tidak larut dalam air. Berdasarkan pernyataan tersebut, ketoprofen termasuk dalam Biopharmaceutics Classification System (BCS) kelas II yaitu memiliki kelarutan rendah dan permeabilitas yang tinggi, yang berarti kelarutannya menjadi rate limiting step (pembatas) untuk absorpsi dan bioavailibilitas. Ketoprofen memiliki 3 gugus donor ikatan hidrogen dan 1 gugus akseptor ikatan hidrogen. Sistem multikomponen terner telah diteliti untuk meningkatkan kelarutan bahan aktif farmasi. Sistem multikomponen merupakan penggabungan bahan aktif farmasi (BAF) dengan dua atau lebih komponen lain (koformer) untuk memodifikasi partikel obat yang bertujuan untuk meningkatkan kelarutan bahan aktif farmasi. Sistem terner digunakan eksipien untuk mendapatkan sistem padatan baru sehingga sistem multikomponen terner ini dianggap sebagai langkah yang menguntungkan untuk meningkatkan kelarutan dan laju disolusi obat yang sukar larut dalam air. Dalam penelitian ini dibuat padatan multikomponen ketoprofen menggunakan koformer asam malonat dan PVP K30. Penelitian ini dilakukan preparasi padatan multikomponen ketoprofen-asam malonat-PVP K30 dilakukan dengan metode penguapan pelarut menggunakan pelarut isopropil alkohol. Metode ini dipilih karena mudah dan secara termodinamika lebih disukai. Pemilihan pelarut isopropil alkohol dipilih karena ketoprofen, asam malonat, dan PVP K30 dapat larut dibandingkan pelarut organik lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kelarutan dan disolusi dari ketoprofen melalui pembentukan padatan multikomponen dengan metode penguapan pelarut. Pembentukan padatan yang baru ini dapat dibuktikan dengan melakukan pengkarakterisasian dan pengujian fase padat ketoprofen-asam malonat-PVP K30. Karakterisasi yang dilakukan antara lain SEM, DSC, PXRD, dan FTIR. Pengujian lanjutan yaitu dengan melakukan pengujian peningkatan kelarutan dan disolusi dari sampel padatan multikomponen apabila dibandingkan dengan bahan awalnya. Dalam penelitian ini, hasil karakterisasi dan pengujian yang ada selanjutnya digunakan untuk menentukan susunan synthon supramolekuler yang terbentuk pada padatan multikomponen ketoprofen-asam malonat-PVP K30. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketoprofen dengan asam malonat dan PVP K30 dapat membentuk padatan multikomponen yang dibuktikan dengan hasil SEM yang menunjukkan bahwa multikomponen ketoprofen-asam malonatviii PVP K30 berbentuk tidak beraturan multi-shape dengan permukaan kasar dan berongga dan ukuran partikel sekitar 30 – 100 μm. Hasil DSC menunjukkan titik lebur dan entalpi peleburan multikomponen ketoprofen-asam malonat-PVP K30 lebih rendah apabila dibandingkan dengan bahan awalnya. Hasil PXRD menunjukkan terdapat puncak-puncak difraksi baru pada 2θ yang berbeda apabila dibandingkan dengan bahan awalnya. Terbentuknya puncak difraksi baru ini menunjukkan apabila semua sampel membentuk fase kristalin yang baru dengan pola kisi kristal yang berbeda dengan bahan awalnya. Hasil karakterisasi FTIR menunjukkan bahwa multikomponen ketoprofen-asam malonat mengalami interaksi intermolekuler dengan adanya ikatan hidrogen pada gugus donor proton O-H ketoprofen berikatan dengan gugus akseptor proton C=O asam malonat dan gugus akseptor proton C=O ketoprofen berikatan dengan gugus donor proton O-H asam malonat. Sampel dengan penambahan PVP K30 terjadi interaksi intermolekuler dikarenakan adanya ikatan hidrogen yang terbentuk pada gugus akseptor proton C=O ketoprofen berikatan dengan gugus donor proton O-H asam malonat dan gugus donor proton O-H ketoprofen berikatan dengan gugus akseptor proton C=O PVP K30. Hasil pengujian kelarutan dan disolusi dari mutikomponen ketoprofenasam malonat-PVP K30 menunjukkan adanya peningkatan kelarutan dan disolusi dari bahan awal. Nilai kelarutan tertinggi terdapat pada sampel multikomponen ketoprofen-asam malonat-10% PVP K30, sedangkan persen terdisolusi tertinggi terdapat pada sampel multikomponen ketoprofen-asam malonat-2,5% PVP K30. Berdasarkan hal tersebut, persentase PVP K30 pada multikomponen ketoprofenasam malonat-PVP K30 berbanding lurus dengan kelarutannya, akan tetapi berbanding terbalik dengan kenaikan laju disolusi yang dihasilkan. Hasil analisis statistik menunjukkan pada penelitian uji kelarutan, nilai AUC, dan nilai Efisiensi Disolusi terdistribusi secara normal (p > 0,05) berdasarkan uji shapiro wilk dan hasil uji anova satu arah memperoleh nilai signifikansi < 0,05, sehingga menunjukkan bahwa rata-rata ketoprofen murni dan keempat sampel tersebut berbeda secara signifikan.en_US
dc.description.sponsorshipDr. apt. Yudi Wicaksono, S.Si., M.Si (Pembimbinhg I) Dr. apt. Budipratiwi W., S.Farm., M.Sc (Pembimbinhg II)en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Farmasien_US
dc.subjectPENINGKATAN KELARUTANen_US
dc.subjectLAJU DISOLUSI KETOPROFENen_US
dc.subjectPADATAN SISTEM TERNERen_US
dc.titlePeningkatan Kelarutan dan Laju Disolusi Ketoprofen Melalui Pembentukan Padatan Sistem Terneren_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record