Uji Viabilitas Ekstrak Etanol Daun Seledri (Apium Graveolens L.) Terhadap Kultur Sel Fibroblas
Abstract
Tanaman obat merupakan pengobatan herbal alternatif. Tanaman obat memiliki beberapa keuntungan yaitu mampu mencegah resistensi patogen terhadap obat, efek samping minimum dengan kerja perlahan, perkembangan penelitian yang signifikan, dan ketersediaan yang tinggi di alam. Tanaman seledri (Apium graveolens L.) memiliki potensi sebagai obat alternatif karena mengandung berbagai senyawa bermanfaat yaitu glikosida flavonoid apiin atau apigenin, andrografolid, saponin, tanin, dan andrografolid. Kandungan senyawa aktif flavonoid apigenin, andrografolid, tanin, dan saponin mempengaruhi sifat ekstrak terhadap sel. Uji viabilitas digunakan untuk mengetahui efek bahan tersebut secara in vitro dengan metode MTT (Microculture Tetrazolium Technique) assay. Belum pernah dilakukan penelitian uji viabilitas ekstrak etanol daun seledri konsentrasi 6,25 µg/mL, 12,5 µg/mL, 25 µg/mL, dan 50 µg/mL terhadap kultur sel fibroblas jenis NIH3T3 (sel embrio tikus). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis efek ekstrak etanol daun seledri konsentrasi 6,25 µg/mL, 12,5 µg/mL, 25 µg/mL, dan 50 µg/mL terhadap viabilitas kultur sel fibroblas.
Jenis penelitian yang dilakukan yaitu eksperimental laboratoris dengan the post test only control group design sebagai rancangan penelitian. Daun seledri diekstraksi secara maserasi menggunakan etanol 70%. Konsentrasi ekstrak etanol daun seledri terdiri atas 6,25 µg/mL, 12,5 µg/mL, 25, µg/mL, dan 50 µg/mL sebagai kelompok perlakuan. Kelompok kontrol penelitian terdiri atas kontrol sel dan kontrol pelarut. Kelompok penelitian dilakukan uji viabilitas metode MTT assay dengan 4 sampel tiap kelompok. Gambaran biru-ungu formazan pada sel hidup terbentuk setelah perlakuan dengan garam MTT dan inkubasi. Nilai OD (Optical Density) digunakan dalam mengukur persentase viabilitas atau kehidupan sel. Nilai OD didapatkan dari pembacaan absorbansi menggunakan ELISA reader (Enzyme Linked Immunosorbent Assay).
Analisis data hasil penelitian menggunakan uji normalitas Shapiro-wilk, uji homogenitas Levene test, uji beda One Way ANOVA, dan uji lanjut LSD. Berdasarkan hasil penelitian, urutan persentase viabilitas sel dimulai dari tertinggi hingga terendah yaitu ekstrak etanol daun seledri konsentrasi 12,5 µg/mL, 6,25 µg/mL, 50 µg/mL, 25 µg/mL, kontrol pelarut, dan kontrol sel berturut-turut 110,89%, 110,5%, 106,74%, 106,65%, 102,07%, dan 100%. Kelompok perlakuan ekstrak etanol daun seledri meningkatkan viabilitas kultur sel fibroblas dengan nilai lebih besar dari kelompok kontrol sel. Viabilitas sel dipengaruhi oleh kandungan daun seledri terutama yang dapat memicu proliferasi sel.
Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak etanol daun seledri konsentrasi 6,25 µg/mL, 12,5 µg/mL, 25 µg/mL, dan 50 µg/mL tidak menunjukkan efek negatif terhadap viabilitas kultur sel fibroblas NIH3T3. Hasil analisis didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antar kelompok perlakuan ekstrak etanol daun seledri. Konsentrasi efektif minimum ekstrak etanol daun seledri 6,25 µg/mL dapat meningkatkan viabilitas kultur sel fibroblas NIH3T3 secara signifikan dengan p= 0,002 (p<0,05). Kesimpulan hasil penelitian yaitu ekstrak etanol daun seledri konsentrasi 6,25 µg/mL, 12,5 µg/mL, 25 µg/mL dan 50 µg/mL dapat meningkatkan viabilitas kultur sel fibroblas. Saran penelitian yaitu perlu dilakukan uji lanjut ekstrak etanol daun seledri secara in vivo dan uji klinis.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]