Show simple item record

dc.contributor.authorHABIBI, Ali
dc.date.accessioned2022-04-08T02:22:09Z
dc.date.available2022-04-08T02:22:09Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/106267
dc.description.abstractStroke merupakan penyebab kematian kedua dan salah satu penyumbang utama disabilitas di dunia mencapai lebih dari 80 juta orang. Disabilitas yang paling umum terjadi pasca stroke adalah hemiparesis ekstremitas atas kontralateral lesi. Repetitive transcranial magnetic stimulation (rTMS) muncul sebagai harapan baru terapi rehabilitasi pasca stroke. Repetitive transcranial magnetic stimulation populer dalam studi penelitian tentang rehabilitasi motorik ekstremitas atas pasca stroke. Repetitive transcranial magnetic stimulation dapat dibagi dua yaitu high-frequency rTMS (HF-rTMS) dan low-frequency rTMS (LFrTMS). Informasi mengenai onset terapi, lama terapi, dan jenis rTMS pada terapi rehabilitasi motorik ekstremitas atas paca stroke masih tersebar di berbagai jurnal, oleh karena itu peneliti tertarik membuat tinjauan sistematis ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efikasi rTMS untuk rehabilitasi motorik ekstremitas pasca stroke. Penelitian ini merupakan tinjauan sistematis yang berdasar pada Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analysis (PRISMA). Proses pencarian literatur dilakukan dengan beberapa database elektronik, seperti PubMed, ScienceDirect, Cochrane Library, dan SpringerLink. Penyusunan kata kunci akan menggunakan metode boolean operator. Sinonim kata kunci dicari menggunakan Medical Subject Heading (MeSH) database. Artikel yang terkumpul akan diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Penilaian kualitas studi dan risiko bias pada studi ini menggunakan The JBI Critical Appraisal Tools. Analisis data pada tinjauan sistematis ini menggunakan analisis deskriptif. Penelitian-penelitian yang terinklusi terdiri dari dua jenis rTMS dengan berbagai onset dan lama terapi. Enam studi menggunakan HF-rTMS dan sebelas studi menggunakan LF-rTMS. Onset terapi rTMS terdiri atas fase akut, subakut, dan kronis stroke. Lama terapi rTMS juga terdiri 5 sesi hingga 18 sesi. Tiap sesinya dilakukan pada satu hari, sehingga jika penelitian tersebut dilakukan dengan 5 sesi artinya terapi dilaksanakan selama 5 hari. Pada penelitian berbasis UE-FMA, HF-rTMS mempunyai keseluruhan hasil yang signifikan saat dibandingkan dengan sham, sedangkan terapi LF-rTMS masih menunjukkan hasil yang kontradiktif. Terapi HF-rTMS dapat dilakukan pada fase stroke akut, subakut, dan kronis stroke. Lama terapi HF-rTMS dapat dilakukan dengan 5 atau 10 sesi, akan tetapi masih membutuhkan penelitian lebih lanjut agar dengan menyesuaikan kondisi pasien agar dapat menentukan jumlah sesi yang memiliki efikasi terbaik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah HF-rTMS memiliki efikasi lebih baik dibandingkan dengan LF-rTMS.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : dr. Azham Purwandhono, M.Si.,Sp.N. Dosen Pembimbing Anggota : dr. Novan Krisno Adji, Sp.BS (K) Spine.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteran Universitas Jemberen_US
dc.subjectUpper Extremityen_US
dc.subjectRehabilitationen_US
dc.subjectStrokeen_US
dc.subjectTranscranial Magnetic Stimulationen_US
dc.titleEfikasi Repetitive Transcranial Magnetic Stimulation untuk Rehabilitasi Motorik Ekstremitas atas Pasca Stroke: Tinjauan Sistematisen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record