Show simple item record

dc.contributor.authorYelly Hijriyah Prihandhini
dc.date.accessioned2013-12-19T09:09:06Z
dc.date.available2013-12-19T09:09:06Z
dc.date.issued2013-12-19
dc.identifier.nimNIM020810291046
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/10621
dc.description.abstractPada awal kemunculan produk seluller tahun 1980-an, dimana saat itu yang masih dikenal adalah telepon seluller analog atau AMPS (Advanced Mobile Phone System), hingga lahirnya telekomunikasi seluller berbasis GSM (Global System for Mobile Communications) 900 tahun 1990-an. Saluran distribusi pada saat itu masih belum dimanfaatkan secara optimal. Penjualan masih dilakukan terbatas di kantor penjualan dan pelayanan dengan metode pemaketan telepon seluller beserta kartu SIM (Subscriber Identity Module) GSMnya. Pertengahan tahun 1995 bendera PT Telkomsel diusung oleh dua perusahaan telekomunikasi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yaitu PT Telkom dan PT Indosat. Tidak seperti Satelindo yang mengadakan SIM card sekaligus ponselnya, Telkomsel berfokus pada pengadaan SIM card. Perusahaan yang mengembangkan sayapnya pada bisnis seluller berbasis GSM inilah yang mulai menerapkan open market atau penjualan secara aktif melalui saluran-saluran distribusi para pedagang seluller. Tahun 1996 bisnis seluller makin marak. Dua pemain di GSM semakin gencar mempromosikan produk-produknya. Pada saat itu masih baru dikenal kartu pasca bayar saja.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries020810291046;
dc.subjectTENAGA PENJUALen_US
dc.titlePENENTUAN JUMLAH TENAGA PENJUAL YANG OPTIMAL PADA GeraiHALO BANYUWANGI AUTHORIZED DEALER GENERASI DUA SELULERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record