Faktor Determinan Koping Stress Keluarga Pasien yang dirawat di Ruang Isolasi RSD dr. Soebandi Jember
Abstract
Pandemi Covid-19 menimbulkan masalah kesehatan jiwa dan psikososial terutama pada pasien yang terkonfirmasi positif covid-19 yang dirawat di ruang isolasi rumah sakit. Hal tersebut dapat menimbulkan stigma diri sendiri (self stigma) dan stigma social atau masyarakat (public stigma) yang dapat mempengaruhi kesehatan jiwa. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor determinan koping stres keluarga pasien yang di rawat di ruang isolasi RSD dr.Soebandi Jember. Desain Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, tehnik yang digunakan yaitu kuota sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner ways of coping. Waktu Penelitian dari bulan Juni sampai Agustus 2021. Uji statistik yang digunakan adalah tabulasi silang dan uji regresi ordinal, sampel pada penelitian ini sebanyak 124 responden dari keluarga pasien yang dirawat di ruang isolasi RSD dr.Soebandi Jember.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin,tingkat pendidikan, hubungan dengan pasien, penghasilan, pekerjaan, informasi yang diterima, dukungan sosial, keyakinan, status perkawinan, dan kondisi pasien saat dirawat serta variabel terikatnya koping stres keluarga pasien yang di rawat di ruang isolasi RSD dr.Soebandi. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa dominan usia responden berada pada kelompok usia dewasa yaitu 18-40 tahun cenderung memiliki koping stres keluarga cukup, jenis kelamin responden sebagian besar adalah laki-laki cenderung memiliki koping stres keluarga kategori cukup, untuk pendidikan responden sebagian besar lulus perguruan tinggi dan cenderung memiliki koping stres keluarga dengan kategori baik, pasien sebagaian besar kondisi kesehatannya adalah sedang, cenderung memiliki koping stres keluarga kategori cukup, status hubungan responden dengan pasien sebagian besar adalah pasangan dan memiliki kecenderungan koping stres keluarga berada pada kategori cukup, pekerjaan respoden sebagian besar adalah karyawan dan memiliki kecenderungan koping stres keluarga berada pada kategori cukup, pendapatan responden sebagian besar adalah lebih besar dari UMR cenderung memiliki koping stres keluarga kategori cukup, agama responden sebagian besar adalah Islam cenderung memiliki koping stres keluarga kategori cukup, status perkawinan responden adalah telah menikah cenderung memiliki koping stres keluarga kategori cukup, responden mendapatkan dukungan sosial cenderung memiliki koping stress keluarga kategori cukup, responden memperoleh informasi masalah covid-19 dan RSD dr.Soebandi dari perawat atau dokter cenderung memiliki koping stres keluarga kategori cukup, Hasil Uji Regresi ordinal faktor predisposisi Umur responden memiliki nilai signifikansi sebesar 0.025< 0.05 artinya umur berpengaruh terhadap koping stres keluarga, jenis kelamin memiliki nilai signifikansi sebesar 0.360>0.05 tidak berpengaruh terhadap koping stres, pendidikan memiliki nilai signifikansi sebesar 0.0000.05 tidak berpengaruh terhadap koping stres. Penghasilan responden memiliki nilai signifikansi sebesar 0.0210.05 tidak berpengaruh terhadap koping stres keluarga. Status pernikahan memiliki nilai signifikansi sebesar 0.732>0.05, tidak berpengaruh terhadap koping keluarga. Sumber informasi tentang covid-19 dan RSD dr.Soebandi memiliki nilai signifikansi sebesar 0.200>0.05 tidak berpengaruh terhadap koping stres keluarga. Faktor penguat yaitu dukungan dari pihak lain memiliki nilai signifikansi sebesar 0.588>0.05 tidak berpengaruh terhadap koping stres keluarga dan dari hasil uji faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap koping stres keluarga adalah pendidikan dengan nilai signifikansi 0,000 dirawat di ruang isolasi Rumah sakit serta penolakan terhadap petugas Puskesmas di wilayahnya yang melakukan tracing terhadap pasien dan keluarganya sehingga agar bisa memutus mata rantai penularan Covid-19, dari penelitian diharapkan untuk masyarakat tidak membangun stigma negative tentang penderita Covid-19 dan keluarganya, karena terbukti banyak penderita yang berhasil sembuh dari Covid-19.
Collections
- MT-Sciences of Health [112]