dc.description.abstract | Di Indonesia, pencabutan gigi merupakan tindakan yang paling sering dilakukan dalam bidang kedokteran gigi. Indikator keberhasilan pencabutan gigi adalah terjadinya proses penyembuhan yang sempurna. Salah satu parameter keberhasilan proses penyembuhan luka adalah pembentukan epitel. Apabila epitelisasi terganggu dan soket tidak tertutup dengan baik, maka luka tidak dapat dikatakan sembuh.
Pemberian obat berbahan alam merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam mempercepat terjadinya epitelisasi dalam proses penyembuhan luka. Berdasarkan penelitian sebelumnya, senyawa dalam kulit buah kopi arabika yang merupakan produk samping utama (limbah) dari proses pengolahan kopi, terbukti berpotensi dalam mempercepat proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kulit buah kopi arabika terhadap ketebalan epitel pada proses penyembuhan luka soket setelah pencabutan gigi tikus Wistar.
Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimental laboratoris in vivo dengan rancangan penelitian post test only control group design. Sampel yang digunakan yaitu 24 ekor tikus Wistar yang terbagi dalam kelompok kontrol (K) dan perlakuan (P). Setiap sampel dilakukan pencabutan pada gigi molar satu rahang bawah kiri. Selanjutnya, pada kelompok kontrol dilakukan sondase dengan larutan aquadest, sedangkan pada kelompok perlakuan dilakukan sondase dengan bubuk kulit buah kopi arabika yang dilarutkan dengan air hangat. Sondase dilakukan setiap hari hingga hari ke-3 (K1, P1), ke-5 (K2, P2), dan ke-7 (K3, P3) setelah pencabutan gigi. Selanjutnya, hewan coba didekaputasi 24 jam setelah perlakuan terakhir, dan dilanjutkan dengan pemrosesan jaringan dengan arah pemotongan bukolingual serta pewarnaan jaringan menggunakan Hematoxylin-Eosin (HE) | en_US |