dc.description.abstract | Bacterial vaginosis (BV) adalah penyakit pada vagina yang ditandai
dengan adanya bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi di flora vagina, disertai
sangat menurunnya konsentrasi Lactobacillus sp., meningkatnya duh vagina tipis,
bewarna abu-abu, dan bau amis. Angka prevalensi BV di Indonesia sebesar
24,4%. Bacterial vaginosis (BV) dapat disebabkan oleh bakteri anaerob antara
lain Gardnerella vaginalis, Prevotella spp., Bacteroides spp., Mobiluncus spp.
Faktor risiko BV dikaitkan dengan asal ras, merokok, tingkat pendidikan, vaginal
douching, perilaku seksual dan perilaku hygine. Terapi lini pertama BV saat ini
adalah metronidazole oral dua kali sehari selama 7 hari, akan tetapi tingkat
berulangnya (recurrent) lebih dari 50% dalam 12 bulan setelah pengobatan.
Angka BV berulang (recurrent) yang tinggi pada pengobatan dengan
metronidazole, banyaknya faktor risiko BV dan tidak adanya mikroorganisme
tunggal penyebab BV, membuat penulis tertarik melakukan penelitian ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko dan bakteri penyebab BV
berulang (reccurent).
Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif
observasional dengan jumlah sampel sebanyak 6 orang. Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan data primer. Data primer adalah data yang
didapatkan peneliti dari sumber pertama berupa hasil wawancara, kuisioner SRQ-20,
dan spesimen sekret vagina pada bulan Januari-Maret 2020. Media transpor
spesimen sekret vagina menggunakan media agar Amies. Uji bakteriologis
spesimen swab vagina dilakukan menggunakan alat Vitek 2 compact di
Laboratorium Parahita Jember.
Hasil uji bakteriologis pada penelitian ini didapatkan sebanyak lima
spesimen positif spesies bakteri E. coli (83,3%) dan satu spesimen positif spesies
bakteri K. pneumoniae (16,6%). Hasil uji bakteriologis yang berbeda dengan teori
yang menyatakan bakteri penyebab BV adalah bakteri anaerob. Ditemukannya
bakteri aerob pada penelitian ini mungkin disebabkan kesalahan dalam teknis
penelitian atau karena perilaku bercebok yang salah oleh responden penelitian.
Hasil deskriptif tentang faktor risiko BV berulang (recurrent) didapatkan
usia >45 tahun (66,6%), pekerjaan ibu rumah tangga (66,7%) dan petani (33,3%),
tingkat pendidikan SMA (66,6%), kebiasaan mengganti celana dalam <3 kali
sehari (100%), douching vagina (50%), jenis kontrasepsi hormonal (66,7%),
frekuensi berhubungan seksual 1-2 kali seminggu (50%) serta tingkat stres tinggi
(66,7%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah etiologi BV berulang (recurrent)
yang ditemukan adalah E. coli dan K. pneumoniae. Faktor risiko BV berulang
(recurrent) yang ditemukan antara lain sebagian besar berusia diatas 45 tahun,
sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, sebagian besar
viii
ix
tingkat pendidikan SMA, seluruh responden memiliki kebiasaan mengganti celana
dalam <3x sehari, setengah dari jumlah responden memiliki kebiasaan douching
vagina, sebagian kecil memiliki kebiasaan menggunakan sabun pemutih area
kewanitaan, setengah dari jumlah responden memiliki frekuensi berhubungan
seksual 1-2 kali seminggu, sebagian besar memakai kontrasepsi oral dan sebagian
besar memiliki tingkat stres tinggi. | en_US |