dc.description.abstract | Bioinsektisida adalah pestisida berbahan aktif mikroorganisme yang dapat
digunakan sebagai agen pengendalian hama serangga. Bioinsektidia Bt menyebabkan
trauma kimia mata dikarenakan sifat asam dari bioinsektisida Bt yang menyebabkan
reaksi inflamasi akut. Pada inflamasi akut akan terjadi infiltrasi oleh sel PMN
sehingga kadar PMN di jaringan kornea meningkat. Karena kadar sel PMN
meningkat, maka produksi ROS juga meningkat yang menyebabkan terjadi
ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan sehingga terjadi stress
oksidatif. Stres oksidatif menyebabkan terjadinya kerusakan lipid melalui proses
peroksidasiilipid danimenghasilkan produkisalah satunya adalah MDA. MDA
merupakan ketoaldehid fisiologis yang diproduksi melalui proses peroksidasi lipid
dari asam lemak tidak jenuh (PUFA) yang digunakan sebagai indikator terjadinya
stress oksidatif dan kerusakan jaringan. Penelitian mengenai pengaruh paparan
bioinsektisida Bt terhadap kadar MDA belum pernah dilakukan. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan ingin mengetahui pengaruh paparan bioinsektisida Bt
terhadap kadar MDA kornea.
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian true experimental dengan
rancangan post test only control group. Jumlah hewan coba yang digunakan
ditentukan menggunakan rumus Federer. Hewan coba penelitian ini menggunakan
tikus Rattus novergicus strain Wistar jantan yang dikelompokkan dalam empat
kelompok. Kelompok tersebut terdiri dari kelompok kontrol yaitu kelompok yang
korneanya dipapar dengan akuades, kelompok perlakuan satu (P1) yaitu kornea
dipapar dengan larutan bioinsektisida Bt konsentrasi 8 g/l, kelompok perlakuan dua (P2) yaitu kornea dipapar dengan konsentrasi 10 g/l, dan kelompok perlakuan tiga
(P3) yaitu kornea dipapar dengan konsentrasi 12 g/l sel. Pemaparan kornea tikus
dilakukan dengan cara mengirigasikan 3 ml akuades selama 2 menit pada kelompok
kontrol dan 3 ml larutan bioinsektisida bt selama 2 menit pada kelompok perlakuan
dengan konsentrasi sesuai masing-masing kelompok perlakuan. Setelah perlakuan
selama tujuh hari, tikus diterminasi kemudian dilakukan pengambilan sampel
jaringan kornea. Selanjutnya dilakukan pengukuran kadar MDA menggunakan
metode MDA-TBA. Setelah didapatkan hasil absorbansi dari spektrofotometri,
dilakukan konversi ke konsentrasi MDA menggunakan rumus yang didapat dari
persamaan kurva standar MDA. Kemudian, dilakukan uji normalitas data
menggunakan uji Saphiro-Wilk dan didapatkan hasil p<0,05 pada beberapa kelompok
yang berarti persebaran data tidak normal, sehingga diperlukan untuk dilakukan
transformasi data. Data hasil transformasi akan dilakukan uji normalitas. Hasil dari
uji normalitas memiliki nilai signifikansi 0,026 yang berarti p<0,05 sehingga hasil uji
normalitas pada data transformasi tidak signifikan. Oleh karena hasil uji normalitas
tetap tidak signifikan, maka selanjutnya uji statistik digunakan adalah uji Kruskal Wallis. Hasil yang didapatkan pada uji Kruskal-Wallis memiliki nilai signifikansi
p>0,05 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar
kelompok perlakuan. Melalui kedua uji analisis data yang dilakukan pada penelitian
ini, dapat disimpulkan bahwa paparan bioinsektisida Bt pada kornea mata tidak dapat
menyebabkan peningkatan kadar MDA kornea | en_US |