dc.description.abstract | Kondisi pada perekonomian di dunia saling terkait baik itu kondisi yang
mendukung maupun tidak mendukung. Perekenomian dunia yang mengalami
fluktuasi mengakibatkan adanya hambatan pada sisi internal dan eksternal. Dalam
sisi eksternal menghadapi berbagai tantangan pada kondisi perekonomian global
yang tidak pasti, seperti Brexit, proses rebalancing ekonomi Tiongkok,
ketidakpastian kebijakan Amerika Serikat seperti proteksionisme perdagangan
dan normalisasi kebijakan moneter, dan berakhirnya era commodity boom. Hal
tersebut juga menyebabkan pemulihan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan
dunia pasca krisis keuangan global tahun 2008 berjalan lamban (BAPPENAS,
2019). Dalam sisi internal menghadapi adanya geopolitik yang berpengaruh
secara luas terhadap ekonomi regional atau nasional, tingkat pengangguran pada
suatu negara dan peristiwa bencana alam yang tidak terduga yang dapat
mengganggu perekonomian negara tersebut.
Indonesia yang merupakan negara berkembang sekarang untuk
menyiapkan dirinya untuk menjadi negara maju tahun 2030. Persiapan ini
dilakukan untuk merespon akan globalisasi yang terjadi serta indonesia memiliki
tujuan untuk memajukan perekonomiannya. Indonesia sudah bersiap untuk
melakukan pembenahan baik dalam pemerintahan serta kordinasi dengan Bank
Indonesia yang sebagai bank sentral Indonesia, pembanahan yang dilakukan ini
yaitu adalah melakukan transformasi ekonomi. Indonesia saat ini masih terjebak
didalam Middle Income Trap (MIT), yang mana resiko itu jika kurang dapat
dikendalikan serta diprediksi dengan baik bisa menyebar ke Indonesia serta bisa
menimbulkan ketidakstabilan ekonomi di Indonesia. Middle income trap terjadi karena adanya pertumbuhan ekonomi yang
stagnan mengakibatkan perlu adanya interkasi kebijakan moneter dan fiskal dalam menghadapi fenomena middle income trap. Kebijakan pemerintah dan bank
sentral selaku pemegang otoritas kebijakan fiskal dan moneter. Variabel jumlah
uang yang beredar serta suku bunga pada segi kebijakan moneter serta
menggunakan variabel pengeluaran pemerintah dan investasi luar negeri pada segi
kebijakan fiskal, yang mana pada pendekataan tersebut untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang optimal serta Output gap sebagai variabel pendekatan
fenomena middle income trap. Maka dari itu, untuk mencapai hal itu
membutuhkan adanya interaksi dari kebijakan moneter serta fiskal untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam hal mencegah Middle Income Trap
pada masa yang akan datang.
Hasil estimasi menggunakan analisis error corection model (ECM) untuk
mengetahui hubungan Output Gap yang dipengaruhi oleh Goverment Expenditure,
investasi luar negeri, jumlah uang beredar dan suku bunga. Penggunaan analisis
ECM memberikan hasil yang beragam tentang hubungan Output Gap yang
dipengaruhi oleh Goverment Expenditure, investasi luar negeri, jumlah uang
beredar dan suku bunga.
Pada pengujian menggunakan analisis error corection model (ECM)
menemukan bahwa pada Variabel suku bunga memiliki pengaruh positif
signifikan pada output gap, sedangkan goverment expenditure memiliki pengaruh
negatif signifikan pada output gap dalam jangka pendek. Pada jangka pendek
variabel foreign direct invesment memiliki pengaruh positif serta tidak signifikan
pada output gap dan jumlah uang yang beredar memiliki pengaruh negatif serta
tidak signifikan pada output gap. Dalam jangka panjang variabel foreign direct
invesment, goverment expenditure, suku bunga dan jumlah uang beredar memiliki
pengaruh positif dan tidak signifikan pada output gap | en_US |