Show simple item record

dc.contributor.advisorRumastika, Nindya Shinta
dc.contributor.advisorFebianti, Zahrah
dc.contributor.authorRahmiadhani, Auraria
dc.date.accessioned2021-03-24T01:18:15Z
dc.date.available2021-03-24T01:18:15Z
dc.date.issued2020-02-12
dc.identifier.nim162010101073
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/103559
dc.description.abstractGangguan pendengaran yang terjadi pada masa neonatus dapat mengakibatkan gangguan pada perkembangan berbahasa dan bicara. American Speech-Language- Hearing Association pada tahun 2015 menyebutkan gangguan pendengaran pada neonatus dapat menyebabkan terjadinya speech delay di kemudian hari sehingga anak tidak mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu jenis gangguan pendengaran adalah Sensorineural Hearing Loss (SNHL) yang dapat disebabkan oleh disfungsi koklea. Joint Committee of Infant Hearing (JCIH) pada tahun 2007 menyebutkan salah satu faktor risiko gangguan pendengaran pada neonatus adalah asfiksia. Faktor penyebab terjadinya asfiksia salah satunya adalah partus lama. Hipoksia pada neonatus sebagai akibat dari kondisi asfiksia yang didapat menyebabkan hilangnya sel rambut luar pada koklea, pembengkakan stria vaskularis dan hiperpolarisasi sel rambut sehingga menggangu fungsi koklea. Fungsi Koklea terutama sel rambut luar dapat dinilai melalui pemeriksan Otoacoustic Emission (OAE) dan pemeriksaan ini telah direkomendasikan dilakukan pada seluruh neonatus baik dengan maupun tanpa faktor risiko. Joint Committee of Infant Hearing (JCIH) merekomendasikan screening pendengaran neonatus dilakukan sebelum usia 3 bulan dan intervensi sebelum usia 6 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan partus lama dengan gangguan fungsi koklea pada neonatus melalui pemeriksaan Otoacoustic Emission (OAE). Penelitian ini termasuk penelitian analitik observational dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di RSD dr. Soebandi Jember dan RSU Kaliwates Jember selama periode 23 Desember 2019 hingga 31 Januari 2020. Sampel pada penelitian ini adalah neonatus di Ruang Perinatologi RSD dr. Soebandi Jember dan RSU Kaliwates Jember yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan metode purposive sampling. Adapun kriteria inklusi penelitian ini adalah usia 0-28 hari, vital sign stabil, tidak menderita infeksi saluran napas atas, dan orang tua bersedia anaknya mengikuti seluruh tahapan penelitian dengan mengisi lembar kesediaan sedangkan kriteria eksklusi penelitian ini adalah ditemukan kelainan anatomi pada kepala, leher, dan kraniofasial, ditemukan kondisi hiperbilirubinemia, berat bayi lahir rendah (BBLR), dan meningitis pada bayi, dan ditemukan riwayat ibu bayi yang mengalami ketuban pecah dini dan hipertensi. Jumlah sampel yang didapat yaitu 12 sampel. Analisis data yang digunakan adalah Fisher Exact dengan interval kepercayaan 95%. Jumlah sampel penelitian ini adalah 12 sampel yang terdiri atas 6 sampel tidak memiliki riwayat partus lama dan 6 sampel memiliki riwayat partus lama. Hasil penelitian menunjukkan sejumlah 6 (100%) sampel dengan riwayat partus lama mengalami gangguan fungsi koklea. Hasil analisis menggunakan uji Fisher Exact menunjukkan adanya hubungan partus lama dengan gangguan fungsi koklea pada neonatus melalui pemeriksaan Otoacustic Emission (OAE) (p=0,015) (OR=6).en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Kedokteran 2019en_US
dc.subjectPartus Lamaen_US
dc.subjectFungsi Kokleaen_US
dc.subjectNeonatusen_US
dc.subjectOtoacoustic Emissionen_US
dc.subjectOAEen_US
dc.titleHubungan Partus Lama dengan Gangguan Fungsi Koklea pada Neonatus melalui Pemeriksaan Otoacoustic Emission (OAE)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record