dc.description.abstract | Prevalensi periodontitis cukup tinggi di Indonesia, berdasarkan data WHO
menunjukkan bahwa periodontitis mempengaruhi sekitar 20-50% populasi di
dunia. Indonesia menduduki urutan kedua dengan penduduk yang menderita
penyakit periodontal yaitu mencapai 96,58%. 459 dari 1000 jiwa penduduk di
Jawa Timur menderita penyakit periodontal. Beberapa penelitian terbaru
menyatakan bahwa periodontitis dapat memicu terjadinya menopause atau early
aging, hal ini diduga faktor virulensi bakteri yang dapat menyebabkan stres
oksidatif. Stres oksidatif dapat dihambat oleh antioksidan, maka dilakukan
penelitian lebih dalam lagi dengan menggunakan antioksidan eksogen yang
terdapat pada ekstrak daun singkong (Manihot esculenta Crantz).
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratoris dengan
rancangan penelitian the post test only control group design. Populasi penelitian
yang digunakan adalah tikus dengan jenis Sprague Dawley betina dengan besar
sampel menggunakan rumus Resource Equation adalah 3 ekor tikus perkelompok
penelitian dengan jumlah sampel keseluruhan adalah 15 ekor tikus. Sebelum
dilakukan perlakuan, tikus diaklimatisasi selama satu minggu. Tikus dibagi
menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol (K), kelompok tikus yang diinduksi
bakteri P. gingivalis dan diberi aquadest (P1), kelompok tikus yang diinduksi
bakteri P. gingivalis dan diberi ekstrak daun singkong (Manihot esculenta C.)
(P2), kelompok tikus yang diinduksi bakteri P. gingivalis dan diberi vitamin C
(P3), kelompok tikus yang diinduksi bakteri P. gingivalis dan diberi
metronidazole (P4). Pemberian perlakuan pada masing-masing kelompok pada
hari ke 0-7. Setelah itu, dilakukan pengambilan jaringan ovarium dan dilakukan pemrosesan pewarnaan HE dan IHC. Pada pewarnaan HE akan diamati secara
deskriptis kualitatif yaitu dengan mengamati gambaran folikel pada ovarium tikus.
Pada pewarnaan IHC akan dilakukan pengamatan ekspresi SOD di sekitar folikel
ovarium dengan menggunakan software Image J.
Hasil penelitian pada pewarnaan HE kelompok K nampak adanya folikel
tertier yang ditandai dengan adanya antrum folikel. Pada kelompok P1, terlihat
adanya perkembangan folikel sekunder yang ditandai dengan proliferasi sel
granulosa yang menghasilkan Zone of Granulose. Pada kelompok P2,
menunjukkan adanya perkembangan folikel primer yang ditandai adanya lapisan
sel granulosa kuboid. Pada kelompok P3 dan P4, terlihat adanya folikel sekunder
yang mengalami atretic. Pada pewarnaan IHC, kelompok K, P1, dan P2
menunjukkan ekspresi SOD yang sedang. Ekspresi SOD yang kuat terdapat
hampir di semua kelompok yang mengalami folikel atretic. | en_US |