dc.description.abstract | Permasalahan gizi di Indonesia pada zaman modern saat ini masih menjadi
suatu masalah yang kompleks. Indonesia termasuk negara yang memiliki tiga
permasalahan gizi sekaligus yaitu stunting, wasting dan obesitas (gizi lebih)
(Pratiwi, 2019). Penyakit obesitas ini dapat terjadi di usia anak-anak, remaja dan
dewasa (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2017). Pada usia remaja (10- 18 tahun) merupakan periode dimana terjadi peningkatan pertumbuhan fisik
sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi (Kurdanti dkk., 2015) Obesitas dapat
disebabkan karena adanya perkembangan teknologi serta adanya pola konsumsi
makanan cepat saji yang merupakan salah satu gaya hidup sehingga dapat
menurunkan aktivitas fisik (Darmawati, 2015). Tujuan literatur ini untuk mengetahui bagaimana gambaran pola makan dan
pola aktivitas fisik dengan obesitas. Jenis literature yang digunakan menggunakan
tradisional review. Metode yang digunakan dalam pencarian data base yang
relevan antara lain melalui PubMed, Science Direct, Sinta dan Google Scholar
ditelusuri menggunakan kombinasi istilah penelusuran bahasa Indonesia antara
lain : pola makan remaja, obesitas remaja, pola aktivitas remaja. Sedangkan
penelusuran menggunakan bahasa Inggris antara lain : eating behavior, Obesity, physical excercise. Kemudian peneliti menganalisa menggunakan PRISMA
diagram dengan empat tahapan yakni identifikasi, penyaringan, kelayakan dan
memasukkan. Hasil review ini menggambarkan bahwa pola makan remaja sebagian besar
masih kurang baik hal tersebut dikarenakan remaja lebih banyak mengkonsumsi
jenis makanan siap saji yang cenderung tinggi lemak, tinggi protein dan tinggi
karbohidrat. Selain itu frekuensi makanan yang tidak baik seperti siswa jarang
sarapan pagi, jeda makan dengan jam tidur kurang dari 3 jam serta rutin
mengkonsumsi makanan di jam malam dengan jumlah makanan atau porsi yang
berlebihan. Sehingga hal tersebut akan memicu terjadi penyakit obesitas yang
diakibatkan dari kelebihan asupan energi sehingga kelebihan asupan energi
tersebut disimpan dalam bentuk lemak . Pola aktivitas fisik pada remaja sebagian besar masih kurang aktif atau lebih
sering melakukan aktivitas ringan dikarenakan remaja hanya melakukan kegiatan
olah raga di waktu sekolah saja dan jarang melakukan olah raga dirumah. aktivitas
yang sering dilakukan hanyalah kegiatan seperti mengepel, menyapu dan lain-lain
sehingga hal tersebut akan terjadi penimbunan kalori yang menyebabkan
penambahan berat badan dan memicu terjadinya obesitas. Dari artikel yang telah
direview terdapat hubungan pola makan dan pola aktivitas dengan obesitas. Remaja dengan pola makan yang berlebih dapat memicu terjadinya obesitas 2,6
kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang mempunyai pola
makan yang cukup. Sementara aktivitas fisik mempunyai hubungan dengan gizi
lebih maka responden dengan aktivitas yang ringan memiliki kemungkinan resiko
3 kali lebih besar terjadi obesitas. Hal ini berkaitan dengan tidak seimbangnya
energi yang masuk dan energi yang keluar. Kesimpulan pada review ini bahwa pada usia remaja sebagian besar memiliki
pola makan dan pola aktivitas fisik yang tidak baik. Beberapa hal penting yang
memerlukan perhatian dan perlu di kaji lebih mendalam antara lain cakupan
energy baik frekuensi, jenis dan jumlah yang diperlukan dengan aktivitas fisik
baik ringan sedang dan berat. Peneliti menemukan bahwa perbandingan
seseorang dengan berat badan berlebih terhadap bagaimana cakupan energi
dengan lamanya aktivitas dan frekuensi seseorang masih sedikit yang meneliti
sehingga perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Serta Pentingnya
menanamkan pengetahuan gizi pada anak usia dini agar dapat menunjang
kehidupan pada masa mendatang | en_US |