Show simple item record

dc.contributor.advisorSUSANTO, Tantut
dc.contributor.advisorRASNI, Hanny
dc.contributor.authorUSTMAN, Ubaidillah
dc.date.accessioned2020-12-10T04:19:20Z
dc.date.available2020-12-10T04:19:20Z
dc.date.issued2020-04
dc.identifier.nimNIM162310101149
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/102442
dc.description.abstractPermasalahan gizi balita di Indonesia masih cukup tinggi yang diakibatkan banyak faktor diantaranya keterlibatan ayah dalam pengasuhan balita. Peran ayah yang aktif dan interaktif akan berpengaruh terhadap gizi balita. Dilain pihak pernikahan dini di Indonesia masih sangat tinggi mengakibatkan usia kepala keluarga (ayah) cukup muda. Sementara itu menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) jika seseorang melangsungkan pernikahan dini umumnya belum mampu menyelesaikan permasalahan keluarga secara matang karena pada usia tersebut ayah muda harus berpikir dewasa dalam membina keluarga dengan baik. Hal ini secara sadar atau tidak sadar akan berpengaruh terhadap gizi balita. Oleh karena itu, usia kepala keluarga (ayah) muda memungkinkan balita untuk berisiko mengalami gizi buruk. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan ayah dan balita dengan status gizi balita di Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Desain penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross sectional pada bulan Desember 2019 sampai Januari 2020. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling pada 39 ayah umur 17 – 19 tahun yang memiliki balita. Pengambilan data dengan menggunakan CPRS (Child-Parent Relationship Scale) untuk mengukur hubungan ayah dan balita, sedangkan pengukuran berat badan balita menggunakan timbangan digital eletronik kemudian dikonversikan menjadi z-score dengan alat software AnthroPlus WHO-2018. Chi-square dengan signifikansi 0,05 digunakan sebagai analisis untuk menjawab tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan ayah-anak di Wilayah Kerja Puskesmas Panti Kabupaten Jember sangat tinggi sebesar 56,4%. Gizi balita baik lebih tinggi dari gizi balita buruk yakni 48,7% vs 30,8%. Sementara itu,terdapat hubungan antara pola hubungan ayah-anak dengan status gizi balita di Wilayah Kerja Puskesmas Panti Kabupaten Jember (χ2 = 24.594; p-value= 0,037). Hubungan ayah dan balita sangat tinggi ini dimungkinkan karena mayoritas keluarga di Kecamatan Panti memiliki anak laki laki. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara pola hubungan ayah-anak dengan status gizi pada balita. Diharapkan keluarga, masyarakat dan pemerintah yang berwenang dalam hal ini mampu memberikan edukasi tentang masalah pernikahan dini terutama pada kalangan remaja dan orang tua agar dapat mempersiapkan pernikahan dini dengan baik untuk mengatasi permasalahan gizi pada balita.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Keperawatanen_US
dc.subjectGizi Balitaen_US
dc.subjectKeperawatan Keluargaen_US
dc.subjectMasalah Gizien_US
dc.titlePola Hubungan Ayah-Anak dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Panti Kabupaten Jemberen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiKeperawatan
dc.identifier.kodeprodi2310101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record