Show simple item record

dc.contributor.advisorDWIATMOKO, Surartono
dc.contributor.advisorHANDAYANI, Ari Triwanodyo
dc.contributor.authorUTOMO, Resza
dc.date.accessioned2020-12-02T02:45:48Z
dc.date.available2020-12-02T02:45:48Z
dc.date.issued2020-06
dc.identifier.nimNIM161610101079
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/102303
dc.description.abstractUlser merupakan suatu kerusakan lapisan epitel yang berbatas jelas yang membentuk cekungan, istilah ulser digunakan pada kerusakan yang terjadi pada epitel dan lamina propria (Regezi, 2008). Prevalensi ulser dalam mulut di seluruh dunia mencapai 4% dari jumlah populasi. Ulser juga terjadi akibat trauma mekanis atau khemis seperti obat-obatan atau bahan alergen, penyakit menular, neoplasma, serta penyakit autoimun dan hematologi (Paleri, 2010). Penelitian Lopez pada tahun 2009, menjelaskan adanya hubungan yang signifikan antara pengguna narkoba dan kerusakan jaringan lunak berupa ulser yang di temukan pada orang dewasa. Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat atau bahan berbahaya. Hasil survey Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2015, narkoba yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia salah satunya adalah sabusabu. Narkoba jenis sabu-sabu ini merupakan narkoba yang paling mudah didapat dan paling murah diantara narkoba jenis lainnya. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II A Kabupaten Jember terdapat berbagai macam kasus pelanggaran hukum, termasuk kasus penyalahgunaan narkoba. Sebanyak 54 orang terjerat kasus sebagai pengguna narkoba dan berdasarkan surat putusan dari pengadilan semuanya adalah pengguna narkoba jenis sabu-sabu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi ulserasi rongga mulut narapidana pengguna narkoba jenis sabu-sabu di lembaga pemasyarakatan kelas II A Kabupaten Jember. Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif dengan rancangan metode cross-sectional. Penelitian observasional deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan suatu peristiwa. Penelitian cross-sectional dilakukan dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu (point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Sampel yang kami teliti adalah narapidana pengguna narkoba jenis sabu-sabu di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kabupaten Jember dengan teknik total sampling. Hasil penelitian yang telah kami lakukan menunjukkan, prevalensi ulserasi pada rongga mulut narapidana pengguna narkoba jenis sabu-sabu di lembaga pemasyarakatan kelas II A Kabupaten Jember adalah 7,4% dari total populasi yang diteliti. Prevalensi ulserasi pada rongga mulut narapidana pengguna narkoba jenis sabu-sabu berdasarkan cara penggunaanya, didapatkan data dengan jumlah paling tinggi yaitu penggunaan dengan cara inhalasi (dihisap atau “BONG”) sebesar 10,2%. Prevalensi ulserasi pada rongga mulut narapidana pengguna narkoba jenis sabu-sabu berdasarkan lama penggunaanya, didapatkan data dengan jumlah paling tinggi yaitu 15,4% penggunaan sabu-sabu >6 tahun. Prevalensi ulserasi pada rongga mulut narapidana pengguna narkoba jenis sabu-sabu berdasarkan frekuensi penggunaanya, didapatkan data dengan jumlah paling tinggi yaitu 11,1% penggunanan setiap hari.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Kedokteran Gigien_US
dc.subjectUlser Rongga Muluten_US
dc.subjectNarkotikaen_US
dc.subjectPrevalensi Ulserasien_US
dc.titlePrevalensi Ulserasi Rongga Mulut pada Narapidana Pengguna Narkoba Jenis Sabu-sabu di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kabupaten Jemberen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiKedokteran Gigi
dc.identifier.kodeprodi1610101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record