dc.description.abstract | Kekuatan otot pada pasien fraktur pada umumnya mengalami penurunan
yang disebabkan oleh pasca tindakan pembedahan yang mengakibatkan
munculnya permasalahan berdasarkan diagnosa keperawatan pada pasien fraktur
yaitu hambatan mobilitas fisik. Oleh karena itu perlu dilakukannya penilaian
kekuatan otot pada pasien fraktur untuk mengetahui kondisi kekuatan otot pasca
tindakan pembedahan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kekuatan otot pada
pasien fraktur dengan metode Manual Muscle Testing (MMT) dan kondisi
kekuatan otot pada pasien fraktur.
Penelitian ini menggunakan narrative literature review dengan PRISMA
flow chart sebagai metode penyeleksian literatur. Pencarian artikel menggunakan
Boolean operator (AND, OR, NOT) dengan kata kunci “fraktur” OR “muscle
strength” OR “Manual Muscle Testing (MMT)”. Kriteria inklusi artikel 1) tahun
publikasi 2015-2020; 2) bisa diakses secara full text ; 3) original research article;
4) artikel terindex nasional (SINTA) atau internasional (Scimagojr); 5)
menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Database yang digunakan
Pubmed, Wiley Online Library, Springerlink, Google Scholar, Ebscohost, Science
Direct dan Nature kemudian didapatkan 11 artikel yang akan diulas.
Hasil penelusuran artikel didapatkan 11 berjenis original research dengan
studi prevalensi (1), studi crossectional (1), studi kohort retrospective (2), studi
kohort prospective (1), studi randomized, procpective, comparative (1), studi
report (2), studi quasi experimental (2), dan randomized clinical trial study (1).
Sintesis dari literatur menunjukkan bahwa MMT merupakan alat ukur
yang reliable, tidak memerlukan alat tambahan untuk melakukan penilaian
kekuatan otot serta bersifat universal (dapat menilai kekuatan otot pada fraktur
dan non fraktur) dan kondisi kekuatan otot pada pasien fraktur mengalami
penurunan. Penurunan kekuatan pada pasien fraktur diakibatkan oleh adanya
imobilisasi post operasi sehingga memerlukan waktu untuk proses recovery otot.
Proses recovery otot dapat dipengaruhi oleh proses terjadinya fraktur, lokasi
fraktur dan tingkat luka pada fraktur.
Oleh karena itu, penilaian kekuatan otot dapat menjadi pertimbangan bagi
perawat atau praktisi dalam proses perawatan pada pasien fraktur agar dilakukan
pada tatanan klinik untuk meningkatkan kualitas proses penyembuhan pasien post
operasi fraktur. | en_US |