Hubungan Persepsi Penyakit dengan Efikasi Diri pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember
Abstract
Diabetes Melitus Tipe 2 adalah penyakit kronis kompleks karena produksi
insulin yang tidak memadai dan ketidakmampuan tubuh untuk merespons
sepenuhnya terhadap insulin dan memerlukan perawatan medis secara berkala
dan manajemen diri yang baik untuk mencegah komplikasi. Pengelolaan
diabetes melitus akan optimal apabila pasien dengan diabetes melitus memiliki
efikasi diri yang tinggi untuk mengendalikan kadar glukosa darah dalam tubuh,
manajemen diri, dan manajemen pengobatan. Efikasi diri yang tinggi dapat
membuat seseorang mempunyai komitmen yang kuat terhadap tindakan yang
dilakukannya. Seseorang yang mengalami suatu penyakit akan memiliki
pandangan tersendiri yang dapat mempengaruhi respon terhadap penyakitnya
yang disebut dengan persepsi penyakit. Melalui proses kognitif dan
motivasional, persepsi seseorang mengenai penyakitnya berperan terhadap
pembentukan keyakinan terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan suatu
tindakan atau perawatan diri yang lebih baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan
persepsi penyakit dengan efikasi diri pada pasien dengan DM tipe 2 di Rumah
Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember. Variabel independen dalam
penelitian ini yaitu persepsi penyakit dan variabel dependen dalam penelitian ini
yaitu efikasi diri. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif
korelasional dengan metode pendekatan cross sectional. Penelitian ini
menggunakan sistematic random sampling sebagai teknik sampling. Populasi
dalam penelitian ini yaitu pasien DM tipe 2 di poli penyakit dalam RS Tingkat
III Baladhika Husada Jember. Sampel pada penelitian ini dihitung menggunakan
rumus Power Analyses pada aplikasi G*Power 3 dengan effect size 0,30, a error
probability 0,05 dan power (1- β error probability) 0,95, sehingga diporeh
sampel sebanyak 138 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner
The Brief Illness Perception Questionnaire (B-IPQ) untuk mengukur persepsi
penyakit dan Diabetes Self Efficacy Scale (DSES) untuk mengukur efikasi diri.
Analisis data menggunakan uji korelasi spearman-rank dengan signifikansi 0,05.
Hasil penelitian menujukkan bahwa persepsi penyakit pasien DM tipe 2
memiliki nilai tengah 39,00 yang menunjukkan persepsi penyakit pasien dalam
rentang baik dan nilai tengah efikasi diri sebesar 78,50 yang menunjukkan
pasien memiliki efikasi diri yang tinggi. Hasil uji statistik korelasi Spearmanrank menunjukkan bahwa variabel persepsi penyakit dengan efikasi diri
memiliki hubungan yang lemah (p-value = 0,002 dan r = -0,258). Hubungan
antara persepsi penyakit dengan efikasi diri memiliki korelasi negatif dengan
kekuatan korelasi yang lemah. Korelasi negatif menunjukkan semakin rendah
nilai persepsi penyakit, maka semakin tinggi nilai efikasi diri yang dimiliki
pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa semakin
pasien menganggap penyakitnya bukan sebagai suatu ancaman, maka tingkat
efikasi diri yang dimiliki oleh pasien semakin tinggi.
Persepsi penyakit akan memotivasi pemikiran dan tindakan nyata ketika
seorang individu mengalami gangguan somatik atau fungsional. Persepsi yang
terbentuk akan mendorong seseorang untuk merencanakan manajemen penyakit
yang dibutuhkan dan membentuk efikasi untuk melakukan manajemen penyakit
yang sudah direncanakan.
Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan antara persepsi
penyakit dengan efikasi diri pada pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Tingkat III
Baladhika Husada Jember. Sebagai tenaga kesehatan, diharapkan perawat dapat
melakukan pengkajian mengenai persepsi penyakit pasien, dan edukasi tentang
DM tipe 2 dengan tujuan untuk membentuk persepsi penyakit pasien dan
membangun efikasi diri pasien dalam melakukan manajemen penyakit sehingga
penyakit dapat dikontrol dengan baik.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]